Page 29 - E-MODUL PENULISAN KARYA ILMIAH (PKI)
P. 29

(Dikutip  dari:  Jurnal  Ilmiah  Mimbar  Ilmu,  Edisi  10,  Desember  2009,
                          hal.7)

                          Perhatikan kutipan cerpen berikut ini.
                                Anak-anakku memang amat suka dongeng. Ia tak suka Power Renger
                          atau  Tom  and  Jerry.  Pokoknya  ia  suka  dongeng  yang  keluar  dari  mulut
                          ibunya.  Sebagai  seorang  ibu,  aku  bersyukur  bisa  mendongengi  anakku.
                          Kekhawatiran akan karakter anakku minimal dapat kuketahui lebih awal.
                                ″Ibu! Ibu, mulai dong dongengnya!″ pintanya. Aku memperbaiki tempat
                          dudukku.  Aku  sengaja  tidak  mendongeng  di  tempat  tidur.  Takut  nanti
                          mulutku  ngoceh,  sedangkan  anakku  sudah  tertidur  lelap  bersama  mimpi-
                          mimpinya.  Di  samping  itu,  aku  ingin  melihat  langsung  reaksinya  saat
                          mendengar dongengku (Keniten, 2012)
                                (Dikutip dari : Bali Post, Minggu, 18 Maret 2012, hal.5)

                                Dengan  memperhatikan  kedua  kutipan  di  atas,  dapat  dibandingkan
                          antara ragam bahasa tulisan ilmiah dan ragam bahasa bukan tulisan ilmiah.
                          Kedua kutipan di atas menggunakan ragam  bahasa yang  berbeda. Pada
                          kutipan artikel (kutipan I), bahasa yang digunakan bersifat impersonal, yang
                          ditandai dengan menggunakan bentuk pasif dan tidak menggunakan kata
                          ganti orang pertama atau kedua, sedangkan pada kutipan cerpen (kutipan
                          II),  tercermin  penggunaan  bahasa  yang  bersifat  personal,  yang  ditandai
                          dengan menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua ( aku, saya kita,
                          kami, ia/dia,mereka) serta menggunakan beberapa kosakata tidak baku.

                       2.  Pemilihan dan Penggunaan Kosakata
                                Ragam bahasa tulis baku dapat dilihat dari kata/istilah dan kalimat yang
                          digunakan.  Kata/istilah  yang  digunakan  adalah  kata/istilah  baku  dengan
                          makna  yang  tepat.  Satu  istilah  atau  kata  dikatakan  baku  apabila
                          pembentukannya  dan  cara  penulisannya  sesuai  dengan  kaidah
                          pembentukan       kata/istilah   bahasa    Indonesia.    Wendra      (2009:103)
                          menjelaskan bahwa penulis karya ilmiah hendaknya mampu menciptakan
                          keserasian di dalam konteks dan menghindari pemakaian unsur bahasa (1)
                          yang tidak baku, (2) yang mubazir, (3) yang berupa majas, (4) prokem dan
                          slang,  serta  (5)  yang  artifisial.  Berikut  ini  beberapa  hal  yang  perlu
                          diperhatikan dalam memilih dan menggunakan kata pada penulisan karya
                          ilmiah.
                          •  Kata-kata  yang  digunakan  adalah  kata-kata/istilah/idiom  bahasa
                             Indonesia baku. Beberapa contoh kata/istilah/idiom baku dan tidak baku
                             disajikan pada Tabel 3.1.
                          •  Kata-kata yang digunakan untuk menulis karya ilmiah harus memenuhi
                             syarat-syarat: tepat, saksama, benar, dan lazim. Tepat artinya kata-kata
                             yang  digunakan  mampu  mengungkapkan  pengertian  secara  tepat  dan
                             cermat  (meluncurkan  –  menerbitkan).  Saksama  artinya  kata  yang

                                                                                                        25
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34