Page 34 - E-MODUL PENULISAN KARYA ILMIAH (PKI)
P. 34

5.  Pemakaian Ejaan
                               Pada  tanggal  16  Agustus  1972  Presiden  Republik  Indonesia
                         meresmikan  pemakaian  Ejaan  Bahasa  Indonesia.    Peresmian  ejaan  itu
                         berdasarkan  keputusan  Presiden  No.57,  tahun  1972.  Departemen
                         Pendidikan  dan  Kebudayaan  menyebarkan  buku  kecil  yang  berjudul
                         Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan sebagai pedoman
                         pemakaian ejaan dalam menulis. Secara teknis, yang dimaksud ejaan adalah
                         (1) pemakaian huruf, (2) penulisan kata, dan (3) pemakaian tanda baca.
                               Penulisan karya ilmiah dalam bahasa Indonesia harus mengikuti aturan
                         ejaan  yang  berlaku  di  Indonesia.  Oleh  karena  itu,  buku  Pedoman  Ejaan
                         Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dijadikan pedoman dalam penulisan
                         karya ilmiah.
                               Secara rinci, ejaan meliputi beberapa hal sebagai berikut.
                         1)  Pemakaian huruf: huruf abjad, huruf, fokal, huruf konsonan, huruf diftong,
                              gabungan huurf dan konsonan, dan pemenggalan kata.
                         2)  Pemakaian huruf: huruf besar atau huruf kapital dan huruf miring.:
                         3)  Penulisan kata: kata dasar, kata turunan, bentuk kata ulang, gabungan
                              kata, kata ganti: ku, mu, kau, nya, kata depan: di, ke , dari, kata sandang,
                              partikel, singkatan dan akronim, angka dan lambang bilangan.
                         4)  Penulisan unsur serapan.
                              Pemakaian tanda baca. (selengkapnya: baca buku Pedoman Ejaan
                              Bahasa Indonesia yang Disempurnakan!).

                  5.2  Pemahaman Pembaca Terhadap Tulisan
                            Karya ilmiah yang ditulis tentu saja diharapkan dapat dibaca dan dipahami
                       oleh pembaca yang dituju. Misalnya, karya tulis ilmiah berupa skripsi atau tugas
                       akhir,  diharapkan  dosen  pembimbing  yang  membaca  dan  memahami  skripsi
                       atau  tugas  akhir  yang  dibuat.  Lebih  lanjut,  dengan  pemahaman  yang  tepat
                       terhadap yang ditulis, akan memperoleh masukan atau penilaian yang sesuai
                       dengan isi tulisan. Karya tulis yang mudah dipahami oleh pembaca yang dituju
                       merupakan  kunci  dalam  penulisan.  Oleh  karena  itu,  psikologi  bagaimana
                       pembaca  memahami  tulisan  merupakan  pengetahuan  yang  penting  bagi
                       penulis.
                            Membaca  merupakan  kegiatan  untuk  menganalisis  input  yang  berupa
                       bahan tertulis dan menghasilkan output berupa pemahaman terhadap bahan
                       tulisan (Wardani, dkk., 2007). Dalam bentuk diagram, kegiatan membaca dapat
                       digambarkan seperti Gambar 3.1.

                                                          Proses
                                                         Membaca

                                                                             Pengetahuan
                                      Bahan
                                      Tertulis                             terhadap bahan
                                                                               tertulis

                                                                                                        30
                                                       Kondisi yang
                                                   mempengaruhi proses
                                                         membaca


                                             Gambar 3.1 Diagram Kegiatan Membaca
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39