Page 46 - E-MODUL_PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH
P. 46
pembelajaran mengenai lafal, intonasi, ejaan, dab tanda baca, untuk
siswa yang berkemampuan lebih tinggi, butir-butir pada tahapan
kemudian dapat diperkenalkan lebih awal. Pembelajaran kosakata,
struktur, paragraf, dan wacana bukan berupa penyajian kaidah atau
peristilahan, melainkan berupa kegiatan memahami dan menggunakan
kosakata dan struktur. Jadi, penekanan pembelajaran kosakata,
struktur, paragraf, dan wacana bukan pada pembahasan bagian-bagian
kalimat, paragraf, atau wacana, melainkan pada pengembangan
gagasan melalui hubungan antar kalimat, antar kalimat dalam paragraf,
dan antar paragraf menjadi wacana yang utuh.
Keterampilan yang ditekankan pada pembelajaran Bahasa Indonesia
di sini adalah keterampilan membaca dan menulis. Ketika para siswa
membaca sebuah wacana secara bersama-sama, pada umumnya
mereka telah dapat membaca dengan baik dengan suara yang nyaring.
Hanya saja lafal dan intonasinya masih harus diperbaiki. Salah satu
contoh mereka belum dapat mebedakan bagaimana pelafalan dan
intonasi ketika membacakan kalimat langsung dan tidak langsung.
Selain itu juga keberanian siswa serta keaktifannya dapat dilihat ketika
perwakilan siswa menurut barisan tempat duduk mereka, disuruh untuk
maju ke depan kelas untuk membacakan wacana yang telah ditulis di
papan tulis.
Di sinilah peran guru untuk memotivasi siswa agar dapat berperilaku
aktif dalam kegiatan belajar. Buat siswa senyaman mungkin ketika guru
memberikan materi pelajaran. Jangan sekali-kali mengtakan SALAH
jika siswa melakukan suatu kesalahan. Guru dapat mengatakan
“jawabannya kurang tepat” atau kata-kata yang lainnya agar tidak
melemahkan kainginan dan semangat siswa untuk menjawa suatu
pertanyaan yang diajukan guru. Sehingga siswa dapat menggali lagi
pengetahuan mereka sampai mereka dapat menjawab pertanyaan
tersebut dengan tepat.
Dalam hal keterampilan menulis, masih perlu diperbaiki lagi dalam
hal penggunaan tanda baca dan penulisan hurup kapital. Kebanyakan
dari mereka belum dapat membiasakan menulis kalimat langsung
dengan menggunakan tanda petik (“). Sehingga mereka tidak dapat
membedakan kalimat langsung dan tidak langsung. Kalimat yang
seharusnya menggunakan tanda baca koma, tanda seru, dan tanda
tanya belum dapat mereka biasakan untuk menuliskannya.
Kebanyakan dari mereka tidak memperhatikan hal tersebut. Padahal
hal itu dapat berpengaruh ketika membacanya.
Penulisan huruf kapital juga masih banyak yang tidak diperhatikan.
Misalnya ketika terdapat nama hari di tengah-tengah kalimat.
Kebanyakan dari mereka menuliskannya dengan huruf kecil. Begitu
juga penulisan nama orang. Oleh sebab itu, guru harus sering
memperingatkan siswa tentang kesalahan penulisan tersebut.
Sehingga siswa dapat memperbaiki dan membiasakannya sampai
seterusnya.
41