Page 8 - E-MODUL_PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH
P. 8
7-11 Tahun Fase Operasional Konkret Fase Semantik
Anak dapat berpikir logis Anak dapat
mengenai benda-benda membedakan kata
konkret sebagai
simbol dan konsep
yang terkandung
dalam kata.
Pertambahan
pengetahuan tentang
arti kata yang baru
berkembang cepat.
11 Tahun Fase Operasional Formal Fase Gramatik
Anak telah mampu Anak telah memiliki
melakukan analisis dan ragam bahasa sendiri
sintetis yang ada di
sekitarnya dan mulai
menggunakan ragam
baru yg standar.
B. Tahapan pemerolehan bahasa anak:
• Tahapan Perkembangan Bahasa
Secara universal, anak-anak di dunia mengalami tahap-tahap
perkembangan bahasa yang sama. Secara individual, anak memiliki
potensi yang berbeda dalam usaha mengaplikasikan perkembangan
bahasanya. Perkembangan bahasa yang dimaksud adalah: (1)
perkembangan fonologi, (2) perkembangan morfem, (3) perkembangan
sintaksis, (4) perkembangan semantik, (5) perkembangan pragmatik
atau kompetensi komunikatif (Tompkins, 1991). Kelima tahapan
tersebut dipaparkan sebagai berikut.
1) Perkembangan Fonologi
Anak-anak sekolah dasar kelas rendah telah menguasai banyak
fonem, tetapi masih ada beberapa bunyi yang belum dikuasainya.
Sekitar 10% anak umur 8 tahun masih mempunyai masalah dengan
bunyi s, z, v, (Woolfolk, 1990:69). Tompkins (1991:13)
mengemukakan bahwa ada sejumlah bunyi bahasa yang belum
diperolch anak sampai menginjak usia kelas awal sekolah dasar (5-
6 tahun), khususnya bunyi tengah dan akhir, misalnya bunyi v, th,
dan ch. Bahkan, pada umur 7 tahun atau 8 tahun, anak masih
membuat bunyi substitusi (pengganti) khususnya bunyi-bunyi
kluster.
Anak-anak sekolah dasar kelas rendah di Indonesia pun
mengalami kesulitan pelafalan bunyi-bunyi: v, f, z, sy, sh, kh, x, q,
dan bunyi kluster: str, pr, tr, tr pada kata struktur, pragmatik, dan
transmigrasi. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa beberapa anak kelas dua dan tiga
3