Page 10 - E-MODUL_PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH
P. 10
mengatakan "saya tidak masuk sekolah karena saya sakit".
Pemahaman kata karena baru mulai berkembang pada umur 7
tahun.
Implikasi pembelajaran bahasa terhadap perkembangan
sintaksis.
Anak-anak kelas awal sekolah dasar diberikan keleluasaan
menggunakan struktur kalimat kompleks agar potensi bahasa anak
dapat berkembang lebih awal, khususnya bagi anak yang memiliki
taraf kecerdasan yang lebih tinggi. Guru tetap memberikan
penekanan pada pemakaian kalimat sederhana agar anak-anak
yang memiliki taraf kecerdasan rata-rata (sedang) tidak mengalami
kesulitan dalam meningkatkan keterampilan berbahasanya, baik
keterampilan membaca, menulis, menyimak, maupun berbicara.
4) Perkembangan Semantik
Menurut Lindfors (1980) dalam Tompkins (1991:14)
perkembangan semantik di sekolah dasar berlangsung sangat
pesat. Kosakata anak-anak bertambah sekitar 3000 kata per tahun.
Pada waktu yang sama, anak-anak mempelajari kata-kata dan
maknanya. Semula, mereka mengenal makna kata-kata itu secara
leksikal, tetapi makna kata-kata tersebut dikaitkan dengan
konteksnya.
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (1994/1995:11)
perbendaharaan kata siswa SD diharapkan lebih kurang 6000 kata.
Penguasaan kosakata itu tidak hanya diperoleh melalui pelajaran
Bahasa Indonesia, melainkan juga melalui mata-mata pelajaran
lain. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan anak-anak sekolah
dasar kelas rendah perlu mendapat perhatian, sehingga
kosakatanya terus bertambah. Kosakata yang dikuasainya adalah
kosakata berupa kata dasar dan kata bentukan.
Implikasi pembelajaran bahasa terhadap perkembangan
Semantik.
Pembelajaran bahasa di kelas rendah hendaknya dimulai
dengan pengenalan kata-kata yang berkaitan diri sendiri atau
kegiatan sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Kosakata “paman", "bibi", "adik'", "makan", "besar" dsb, telah
dikenal sebelum mereka masuk sekolah dasar. Kosakata seperti itu
diperkenalkan kembali di kelas rendah di samping diperkenalkan
kosakata yang belum mereka ketahui, sehingga penguasaan
kosakatanya terus meningkat. Untuk mengetahui makna setiap
kata, anak-anak dibiasakan mencari sendiri makna kata itu,
misalnya dengan bertanya kepada orang lain. Carr dan Wixon
(1986) dalam Tompkins (1989:93) memberikan 4 penuntun
pembelajaran kosakata yang cfektif. Keempat penuntun tersebut
diuraikan sebagai berikut.
1. Pembelajaran hendaknya dapat membentuk siswa
menghubungkan kata-kata yang baru dikenal dengan latar
belakang pengetahuan yang telah dimiliki.
5