Page 15 - Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan by Muri Yusuf (z-lib.org)
P. 15
BAGIAN PERTAMA: MANUSIA, ILMU & KONSEP DASAR PENELITIAN
Sesuatu dikatakan benar secara keilmuan apabila hasil pencaritahuan itu: (1)
konsisten dengan apa atau sesuatu yang dianggap benar pada waktu itu atau pada
masa lampau; atau (2) berkoresponden dengan kenyataan di dalam masyarakat
Contoh:
a. Jumlah sudut segitiga siku-siku 180º.
b. Presiden Republik Indonesia yang pertama adalah Ir. Soekarno.
c. Tuanku Imam Bonjol dibuang ke Menado.
Pernyataan dan pendapat tersebut benar, karena:
a. Jumlah sudut segitiga siku-siku memang 180º.
b. Ir. Soekarno adalah Presiden Republik Indonesia yang pertama.
c. Tuanku Imam Bonjol adalah pejuang dan tokoh perang Paderi yang dibuang ke Menado.
Manusia dalam kesehariannya selalu ingin tahu. Hal itu ditopang oleh kondisi
psikologis yang dimiliki seseorang; matra kognitif dan afektif yang mendorong-
nya untuk selalu berupaya dan berperilaku. Ia mungkin tahu tentang sesuatu, ia
sadar akan keberadaannya; namun realitas dalam masyarakat tidak selamanya sesuai
dengan yang dipikirkannya. Ia menghayati, ada sesuatu keganjilan, sesuatu jurang
(gap) antara yang ada dan yang seharusnya; sesuatu ketimpangan telah terjadi. Ia
ingin tahu lagi apa yang sebenarnya. Ia ingin menyelidiki, menemukan, memecah-
kan masalah itu, atau mencari kebenaran keilmuan (truth) tentang sesuatu itu. Ke-
benaran keilmuan (selanjutnya disebut dengan kebenaran) bukanlah sesuatu yang
kekal sepanjang masa. Kebenarannya bersifat relatif, dapat diuji dan diuji lagi di
laboratorium, di dalam masyarakat, atau di dalam realitas kehidupan dengan meng-
gunakan pendekatan keilmuan ( scientific method). Mengapa demikian?
Alam dan lingkungan selalu berubah. Cepat atau lambat. Manusia sebagai ba-
gian dari alam tidaklah dapat memisahkan diri dari segala gejala yang terjadi dalam
masyarakat. Manusia tidak mungkin mengisolasi diri, karena manusia mempunyai
akal yang merupakan kelebihannya dari makhluk lain. Manusia dapat menantang,
menyesuaikan diri, atau menguasai lingkungan selagi dalam batas kemampuannya.
Untuk itu, manusia harus proaktif; berpikir kreatif, logis, kritis, dan analitis; serta
melakukan interaksi positif dengan lingkungannya dan menyelidiki bagaimana ke-
a jadian fenomena alam tersebut. Secara umum, fenomena alam dapat didekati melalui
k
a
t
s tiga cara: (1) pengalaman ( experience); (2) penalaran (reasoning); dan (3) penelitian
u
p
a
i (research).
s
e
n Pengalaman dapat dijadikan sumber informasi dalam merumuskan penemuan
o
d
n
i yang lebih baik sehingga apa yang dihasilkan manusia itu dalam mencari kebenaran
/
m
o
c makin mendekati hasil yang diharapkan. Seorang pelaut yang berpengalaman dapat
.