Page 16 - Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan by Muri Yusuf (z-lib.org)
P. 16
BAGIAN PERTAMA: MANUSIA, ILMU & KONSEP DASAR PENELITIAN
F. DUA PENDEKATAN DALAM MENCARI KEBENARAN
Seperti telah disinggung dalam bagian terdahulu, kebenaran keilmuan itu da-
pat didekati melalui pengalaman, penalaran, dan penyelidikan ilmiah. Sesuai dengan
keberadaan masing-masing individu, baik dilihat dari tingkat pengetahuan yang di-
miliki seseorang, pengalaman yang pernah dilaluinya, maupun kemampuan dalam
memecahkan dan mencari pemecahan terhadap sesuatu masalah dengan mempertim-
bangkan juga tingkat kompleksitas masalah yang dihadapi maka penghampiran dalam
mendekati suatu masalah yang dihadapi, dan dalam mencari kebenaran akan berbeda-
beda di antara sesama manusia. Demikian juga balikan yang dirasakan setelah mele-
wati suatu hambatan. Ada sebagian individu baru merasa puas kalau apa yang mereka
inginkan terpenuhi. Pengetahuan yang mereka inginkan adalah pengetahuan yang
benar (menurut kenyataannya); namun ada pula sebagian manusia lain telah merasa
puas kalau sesuatu yang dihadapkan padanya selesai. Mereka kurang mempersoalkan
bagaimana dan mengapanya, yang penting selesai dan ada pemecahannya.
Sehubungan dengan itu, ada dua pendekatan dalam mencari kebenaran: (1)
pendekatan non-ilmiah dan (2) pendekatan ilmiah. Pendekatan non-ilmiah tidak
menggunakan seperangkat aturan tertentu yang logis dan sistematis, atau dalam
kondisi tertentu secara kebetulan sesuatu itu datang, dan jalan keluar dapat di be-
rikan. Adapun pendekatan ilmiah merupakan suatu proses dengan menggunakan
langkah-langkah tertentu, secara sistematis, teratur, dan terkontrol terhadap variabel
yang ingin diketahui. Burn (1995) mengemukakan ada empat karakteristik ilmu,
yaitu: (1) dapat dikontrol (control ); (2) dapat diulang (replication); (3) dapat diru-
muskan/dijabarkan langkah-langkah untuk mengukurnya (operational definition);
dan (4) dapat diuji kebenarannya (hypothesis testing).
1. Pendekatan Non-Ilmiah
Dalam pendekatan non-ilmiah ini ada beberapa bentuk yang dapat digunakan,
yaitu: (1) akal sehat (common sense); (2) pendapat otoritas (authority); (3) intuisi
(intuition); (4) penemuan kebetulan dan coba-coba (trials and errors). Tiap-tiap cara
itu akan dikemukakan lebih lanjut.
a a. Akal sehat
k
a
t
s
u Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar orang di sekitar kita bicara,
p
a
i
s “Bagaimana pendapatmu tentang kejadian itu.” Apakah pemukulan terhadap anak
e
n
o
d oleh orangtuanya dapat diterima oleh akal sehat kita? Mungkin juga orangtua me-
n
i
/
m ngatakan, “Bagaimana mungkin terjadi anak yang sering bolos mendapat nilai tinggi,
o
c sedangkan anak saya yang rajin dan tekun ternyata gagal dalam ujian,” kata seorang
.