Page 16 - E-Modul PKK
P. 16

2. Analisis B/C Ratio
                   B/C  Ratio  (Benefit  Cost  Ratio)  merupakan  suatu  ukuran  perbandingan  antara
               pendapatan  (Benefit=B)  dengan  Total  Biaya  produksi  (Cost  =  C).  Untuk

               perhitungan  b/c  ratio  ini  dihitung  dari  tingkat  suku  bunga.  Dalam  batasan
               besaran nilai B/C dipakai sebagai alat di dalam mengetahui apakah suatu usaha
               tersebut menguntungkan atau suatu usaha tersebut tidak menguntungkan.
               Rumus B/C ratio adalah sebagai berikut.
               B/C ratio = Jumlah Pendapatan (B)
                                   Total Biaya Produksi (TC)
               Metode ukuran penilaian kelayakan suatu proyek diantaranya yaitu : B/C ratio<1
               maka usaha tersebut layak untuk dilanjutkan.


               3.  Penentuan R/C Ratio
                    R/C (Return Cost Ratio) merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya.
               Dala  hal  ini  penerimaan  yang  dimaksud  adalah    pendapatan  produsen  atau
               pengusaha  berupa  uang  yang  diperoleh  dari  hasil  penjualan  barang  yang
               diproduksi selama periode tertentu.
               Untuk menghitung Total Revenue = Harga Jual per Unit x Jumlah Produksi.
               Sebuah  usaha  dapat  berjalan  secara  berkelanjutan  ketika  pendapatan  yang
               dihasilkan  secara  umum  melebihi  biaya  yang  dikeluarkan.  Ketika  biaya  melebihi
               pendapatan,  maka  akan  ada  laba  negatif,  atau  kerugian.  Dengan  menghitung  R/C
               ratio  maka  akan  memberikan  gambaran  tentang  suatu  usaha  mengenai  apakah

               usaha tersebut dapat memperoleh keuntungan atau tidak dan dengan R/C ratio ini
               seorang pengusaha akan dapat mengetahui seberapa efektif dan efesien usaha yang
               meraka jalankan.
               Rumus R/C ratio =  Penerimaan biaya
                                                    Biaya Total
               Dengan kriteria:
               a.Jika, hasil R/C > 1, maka usaha yang dijalankan mendapatkan keuntungan.
               b.Jika hasil R/C = 1, maka perusahaan tidak untung maupun rugi (impas).
               c.Jika hasil R/C < 1, maka usaha yang dijalankan mengalami keugian.



             Contoh Kasus 6

              Sebuah pabrik sirup akan memproduksi 1000 botol sirup. Biaya variabel total
             yang  dibutuhkan  perusahaan  adalah  Rp  15.500.000,  sedangkan  untuk  biaya
             tetap  yang  dikeluarkan  pabrik  tersebut  adalah  Rp  6.000.000.  Sirup  tersebut
             akan  dijual  dengan  harga  25.000  per  botol.    Berapa  banyak  botol  yang  harus
             diproduksi agar mencapai titik impas?











                                                                                                             13
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21