Page 12 - E-Modul PKK
P. 12
Berdasarkan volume kegiatan produksi, biaya produksi dibedakan
menjadi berikut ini.
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya Tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah
barang yang dihasilkan. Artinya, biaya yang dikeluarkan tidak berubah
berapapun jumlah barang yang dihasilkan produsen. Contohnya biaya sewa
tempat, biaya penyusutan barang dan sebagainya.
Untuk penghitungan biaya penyusutan barang (depreiasi) dapat
menggunakan rumus sebagai berikut.
Biaya penyusutan (depresiasi) = harga awal-harga sisa
masa pakai barang
Contoh Kasus 1 Seorang pengusaha mendirikan sebuah usaha.
Pengusaha tersebut menyewa tempat produksi
dengan biaya sebesar Rp 2.500.000/tahun. Pengusaha
tersebut membeli beberapa mesin dengan total
pembelian mesin seharga Rp 750.000 yang dibelinya
lima tahun lalu. Saat ini harga mesin tersebut turun
menjadi Rp 250.000. Hitunglah biaya tetap total dari
usaha tersebut !
Penyelesaian
Biaya sewa tempat = Rp 2.500.000/tahun
Biaya penyusutan (depresiasi) = harga awal-harga sisa
masa pakai barang
=Rp (750.000-250.000) : 5 tahun
= Rp 500.000 : 5
= Rp 100.000
Maka total biaya tetap setiap tahunnya adalah = Rp 2.500.000 + Rp 100.000
= Rp 2.600.0000
b. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya tergantung kepada jumlah
barang yang dihasilkan. Artinya, mereka biasanya meningkat dengan
meningkatnya output dan sebaliknya. Tidak seperti biaya tetap, biaya
variabel tidak dikeluarkan jika tidak ada produksi. Biaya variabel biasanya
dilaporkan per unit. Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan, maka
akan semakin besar juga biaya variabel yang dikeluarkan. Hal yang
termasuk ke dalam biaya variabel di antaranya, bahan baku dan tenaga
kerja harian.
9