Page 185 - Tere Liye - Bumi
P. 185

TereLiye “Bumi”   182




                         ”Aku tidak lapar lagi, Ra.”


                         Aku tersenyum. ”Besok kita akan pulang, dan segera ikut Klub
                  Menulis Mr. Theo.”


                         ***

                         Tidur dalam situasi banyak pikiran  memang tidak mudah. Tapi
                  dengan badan letih, sakit, ngilu, kami akhirnya jatuh ter­tidur, kemudian
                  bangun kesiangan. Cahaya matahari me­nerobos daun jendela, menyinari
                  wajah. Aku segera  membuka mata. Ada yang sudah membuka gorden,
                  bahkan sekaligus mem­buka jendela. Udara pagi yang segar terasa lembut
                  me­nerpa wajah.


                         Aku  beranjak berdiri, memeriksa sekitar. Seli masih me­ringkuk
                  tidur, sepertinya dia yang terakhir jatuh tertidur tadi malam. Ranjang di
                  dinding kosong. Ali tidak ada.

                         Aku melangkah ke jendela, menatap keluar. Kalau saja aku
                  mengerti apa yang sedang terjadi, ini sebenarnya pemandangan yang
                  fantastis. Tiang­tiang tinggi dengan bangunan berbentuk balon berwarna
                  putih memenuhi lembah. Jauh di bawah sana, di dasar lembah,
                  hamparan hutan lebat, memesona, dengan rombong­an burung terbang.
                  Aku belum pernah me­lihat hutan seindah ini, sejauh mata memandang.


                         ”Kamu sudah bangun, Ra?”


                         Aku menoleh. Ali keluar dari pintu bulat yang ada di ka­mar.

                         ”Kamu harus mencoba mandi, Ra. Fantastis!” Ali tersenyum. Dia
                  sedang merapikan pakaian yang dia kenakan, menyisir ram­but­nya yang
                  berantakan dengan  jemari tangan—dan tetap berantakan  meski berkali­
                  kali dirapikan.


                         ”Kamu habis mandi?” Aku menatap Ali.

                         ”Apa lagi?” Ali tertawa, mengangkat bahu. ”Dan kamu harus
                  mencoba pakaian yang ada dalam lemari. Lihat!”











                                                                            http://pustaka-indo.blogspot.com
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190