Page 17 - TOKOH-TOKOH NASIONAL
P. 17

Pak  Tjokro  mengajarku  tentang  apa  dan  siapa  dia,  bukan

                  tentang apa yang dia ketahui atau pun tentang akan menjadi apa

                  aku di masa depan. Sebagai seorang tokoh yang memiliki daya cipta

                  dan cita-cita tinggi, seorang pejuang yang mencintai tanah tumpah
                  darahnya, Pak Tjokro adalah idolaku.

                         Di  mata  Soekarno,  Tjokro  seorang  yang  kaku.  Ia  bukan  tipe

                  lelaki  yang  hangat  kepada  anak-anak.  Tapi  diam-diam,  Soekarno

                  memujanya  karena  dari  Tjokro,  ia  belajar  tentang  dunia.  “Aku

                  muridnya, secara sadar atau tidak dia menggemblengku.Aku duduk

                  dekat  kakinya  dan  ia  memberiku  buku-buku”  katanya.  Sejak  itu

                  Soekarno tenggelam dalam apa yang disebutnya “dunia pemikiran”
                         Dalam  kamarnya  yang  sempit  dan  sumpek  itu,  si  Bung

                  melahap buku-buku karangan Karl Marx, Friedrich Engels, Jacques

                  Rousseau,  Voltaire,  MajalahVogue  dan  Nugget  terbitan  Amerika.

                  Tak  mengherankan  bila  pada  usia  semuda  itu  ia  sudah  paham

                  Revolusi  Perancis,  gerakan  buruh  Inggris,  kemerdekaan  Amerika,

                  mitologi Yunani.

                         Waktu  yang  disukai  Soekarno  adalah  seusai  makan  malam,
                  selain  anak  kos,  ke  rumah  Tjokro  juga  kerap  bertamu  tokoh

                  pergerakan  masa  itu,  antara  lain  Alimin  dan  Musso.  Sementara

                  anak-anak lain menonton pertandingan sepak bola seusai makan,

                  Soekarno  bergabung  dengan  para  tetua  ini.  Ia  menyerap

                  pengetahuan, semangat revolusi, bebas dari kolonialisme.

                         Dari  obrolan  meja  makan  itu  Soekarno  kemudian  paham

                  kenapa  Tjokro  mendirikan  Sarekat  Islam  dan  kenapa  Alimin
                  bersusah payah menyatukan buruh dan tani dalam perkumpulan-

                  perkumpulan.  Soekarno  cepat  matang  ketimbang  usianya.  Tjokro

                  dengan sabar dan tekun menerangkan pentingnya aktivitas politik

                  dan  mencurahkan  seluruh  pengetahuannya  tentang  berbagai

                  macam ideologi.



                                                Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya | 15
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22