Page 33 - TOKOH-TOKOH NASIONAL
P. 33
saya bernama Soetomo, anak ini adalah adik Sahit.” Tuan Kepala
Sekolah itu tidak banyak bicara, Soebroto kemudian diterima
dengan nama Soetomo. Rupanya Pak Arjodipuro mempunyai anak
bernama Sahit, yang sudah menjadi murid di Sekolah Belanda itu.
Sejak saat itu Soebroto berubah nama menjadi Soetomo. Rupanya
beliau suka dengan nama baru itu, orang tuanya juga tidak
keberatan. Di sekolah, Soetomo termasuk siswa yang pandai dan
juga gemar berolah raga. Sehingga ia disegani oleh teman-temannya
dari Indonesia dan Belanda, bahkan guru-guru Belanda juga
menyayanginya.
Jika ada sesuatu yang tidak adil di sekolah, Soetomo akan
segera bertindak. Dia sering berkelahi membela teman-temannya,
khususnya terhadap murid bangsa Belanda. Dalam perkelahian
dengan anak-anak Belanda, Soetomo jarang menang. Bukan karena
takut atau tidak pandai berkelahi, tetapi tubuh anak-anak Belanda
memang lebih besar dan kekar. Pada waktu itu tidak banyak anak
Indonesia yang berani melawan anak Belanda. Soetomo berani
melawan anak Belanda karena pengaruh dari kakek, nenek,
kemudian ayah dan pamannya. Mereka selalu berkata, “Kamu
harus berani karena benar, kamu harus membela bangsamu yang
lemah.” Teman-teman Soetomo sayang kepadanya, walaupun ia
gemar berkelahi. Mereka mengetahui, Soetomo berada di pihak
yang benar, beliau berkelahi membela keadilan dan kebenaran.
Soetomo tidak tega melihat teman-temannya anak Indonesia
menderita karena kenakalan anak-anak Belanda.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya | 31