Page 231 - PGSD-MODUL 1 BAHASA INDONESIA
P. 231
Catatan: = suku ke-n.
d) Pola bilangan Fibonacci
Pola bilangan Fibonacci ditemukan oleh matematikawan Italia yang
bernama Leonardo da Pisa. Perhatikan contoh pola bilangan Fibonacci
berikut ini: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, …. Informasi apa yang
dapat Anda peroleh dari bilangan-bilangan tersebut? Informasi yang
Anda peroleh dari barisan bilangan tersebut adalah suku ke-3
merupakan hasil penjumlahan dari suku ke-1 dan suku ke-2, suku ke-4
merupakan hasil penjumlahan dari suku ke-2 dan suku ke-3, dan
seterusnya. Dengan kata lain pada pola bilangan Fibonacci sebuah suku
tertentu merupakan penjumlahan dari dua suku sebelumnya, dapat
ditulis dengan: = −1 + −2 .
Catatan: = suku ke-n.
Dapatkah Anda membuat bilangan-bilangan yang mengikuti pola
bilangan Fibonacci?
e) Barisan dan Deret Aritmatika
Perhatikan beberapa barisan bilangan berikut ini:
(a) 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, ….
(b) 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, ….
(c) 11, 14, 17, 20, 23, ….
(d) 58, 54, 50, 46, 42, 38, ….
Apabila kita perhatikan, pada barisan-barisan tersebut, selisih dua buah
bilangan pada setiap barisan adalah tetap (coba Anda identifikasi hal
ini!). Barisan yang memiliki karakteristik seperti ini dinamakan barisan
aritmatika. Selisih antara dua suku pada barisan aritmatika dinamakan
beda ( ).
Sebuah barisan , , , … , −1 , disebut barisan aritmatika jika
1
2
3
untuk setiap n berlaku Un – Un-1 = b, adalah sebuah konstanta. Sebuah
214