Page 35 - Artikel Populer RSUP Dr. SARDJITO
P. 35

TATALAKSANA ALERGI MAKANAN

                      Penulis : dr. Sumadiono, Sp .A (K), dr. Cahya Dewi Satria, M. Kes, Sp. A (K)




               Pendahuluan

                                                                     Sekitar  11-26  juta  anggota  populasi

                                                             Eropa      diperkirakan     menderita     alergi

                                                             makanan.  Jika  prevalensi  ini  diproyeksikan
                                                             ke  populasi  dunia  sebesar  6.659.040.000,

                                                             berarti   menjadi     220-250     juta   orang;
                                                             merupakan  beban  kesehatan  global  yang

               besar.    Istilah  alergi  makanan  digunakan  untuk  menggambarkan  respon  imun  yang
                       (1)
                                                 (2)
               merugikan terhadap makanan.   Alergi makanan merupakan penyebab kekhawatiran
               khusus pada anak-anak, di mana kejadian alergi makanan (sering mengancam jiwa )

               diperkirakan lebih besar pada balita (5-8%) dibandingkan pada orang dewasa (1-2%).          (1)

                       Respon imun yang merugikan terhadap makanan mempengaruhi sekitar 5% anak-

               anak muda dan 3% hingga 4% orang dewasa di negara-negara yang kebarat-baratan
               dan tampaknya mengalami peningkatan prevalensi   Puncak prevalensi di masa kanak-
                                                                      (2)
               kanak dan insiden tertinggi terjadi selama tahun pertama kehidupan, tetapi laporan diri

               terhadap alergi makanan juga sering terjadi di masa dewasa.

                       Meskipun  kita  tahu  tren  waktu  di  seluruh  dunia  dalam  prevalensi  gejala  asma,
               alergi  rhinoconjunctivitis  dan  eczema  pada  masa  kanak-kanak,  tidak  ada  studi  yang

                                                                        (1
               menilai prevalensi alergi makanan dan tren waktunya.  ) Masalahnya diperumit oleh fakta
               bahwa alergi makanan yang dirasakan (contohnya pelaporan diri mengenai perasaan

               bahwa  makanan  tertentu  secara  negative  mempengaruhi  status  kesehatan)  bukanlah

               alergi makanan yang sebenarnya. Prevalensi alergi jauh lebih besar dalam kepercayaan
                                                                                         (3)
               publik daripada yang pernah dilaporkan oleh penelitian double-blind.



                                                                                 33 |Kumpulan Artikel Populer
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40