Page 38 - Artikel Populer RSUP Dr. SARDJITO
P. 38

Efek  samping  yang  tidak  diklasifikasikan  sebagai  alergi  makanan  termasuk
               gangguan metabolisme host spesifik (misalnya, laktosa in- toleransi, galaktosemia, dan

               intoleransi  alkohol),  respon  terhadap  komponen  aktif  farmakologi  (misalnya  kafein,
               tyramine di keju tua memicu migrain, dan bahan kimia histamin dalam daging ikan gelap
               yang rusak mengakibatkan keracunan scombroid menyamar sebagai respon alergi), atau

               racun (misalnya, keracunan makanan). Selain itu, psikologis (keengganan makanan dan
               anoreksia  nervosa)  atau  neurologis  (misalnya,  sindrom  aurikulotemporal  yang
               dimanifestasikan  oleh  facial  flush  dari  makanan  tart  atau  rhinitis  gustatory  yang
               dimanifestasikan  oleh  rhinorrhea  dari  makanan  panas  atau  pedas)  responnya  dapat

                                              (2)
               menyerupai alergi makanan.
                       Ini  secara  konseptual  dan  diagnostik  membantu  untuk  mengkategorikan
               gangguan alergi yang diinduksi makanan berdasarkan imunopatologi di antara mereka

               yang iya dan yang tidak dimediasi oleh antibodi IgE. Gangguan dengan onset akut gejala
               setelah  mengkonsumsi  biasanya  dimediasi  oleh  antibodi  IgE.  Antibodi  IgE  spesifik
               makanan mempersenjatai jaringan sel mast dan basophil darah, kondisi yang disebut

               sensitisasi.  Reaksi  alergi  yang  diinduksi  makanan  bertanggung  jawab  untuk  berbagai
               gejala  dan  gangguan  yang  melibatkan  kulit  dan  saluran  gastrointestinal  dan  saluran
               pernapasan  dan  dapat  dikaitkan  dengan  mekanisme  IgE-mediated  dan  non-IgE-
                                   (2)
               mediated (seluler)   Gejala klinis alergi makanan hadir dengan berbagai macam sindrom
               klinis imunoglobulin (Ig) E dan non-IgE (Tabel 1). Reaksi yang dimediasi IgE umumnya
               cenderung terjadi segera atau dalam 1-2 jam setelah konsumsi makanan, sedangkan

               non-IgE-mediated  reaction  hadir  kemudian.  Reaksi  dapat  terjadi  setelah  konsumsi,
               inhalasi atau kontak dengan makanan       (1)


                                          Table 1. Presentations of food allergy


                         IgE-mediated             Mixed (IgE and non-IgE)           Non-IgE mediated
                                                 Eosinophilic
                Angioedema                                                    Protein-losing enteropathy
                                                 gastroenteropathies
                Nausea and vomiting              Gastroesophageal re ux       Dietary protein proctocolitis
                Rhinoconjunctivitis              Dietary protein enterocolitis   Constipation
                Laryngeal edema                  Colic                        Heiner syndrome
                Systemic Anaphylaxis             Pulmonary hemosiderosis
                Oral allergy syndrome            Urticaria
                                                 Oral itching and abdominal

                                                 pain
                                                 Diarrhea
                                                 Wheeze, Asthma
                                                 Atopic dermatitis


                                                                                 36 | Kumpulan Artikel Populer
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43