Page 20 - Kebijakan Cultuurstelsel Belanda di Karesidenan Madiun
P. 20
Periode Luas (hektar) Hasil Panen Nilai Jumlah Tenaga
(metrik ton) Pembayaran Kerja (Jiwa)
(gulden)
1836-1840 2.509 73.2 26.342 20.169
1841-1845 3.458 119.6 172.359 25.379
1846-1850 6.041 164.9 259.661 40.909
1851-1855 3.312 142.8 229.816 45.453
1856-1860 6.016 176.2 434.757 53.590
1861-1865 5.901 161.6 654.054 55579
Tabel 1.3 : Penanaman indigo di Karesidenan Madiun tahun 1836-1865
Selain tanaman kopi, tebu, dan indigo, komoditas ekspor lain yang wajib
ditanam dalam pelaksanaan Cultuurstelsel adalah kayu manis. Pada
perkembangannya, kayu manis diperkenalkan oleh pemerintah Belanda
dalam skala yang lebih kecil, sehingga menjadi komoditas yang memiliki
skala produksi dan keuntungan lebih kecil di antara tanaman lain. Berikut
adalah laporan penanaman kayu manis di keresidenan Madiun tahun 1836-
1865 (Margana, 2017 : 124 ).
Periode Luas (hektar) Hasil Panen Nilai Jumlah Tenaga
(metrik ton) Pembayaran Kerja (Jiwa)
(gulden)
1)
5)
4)
6)
1836-1840 117 2.2 2.833 234
2)
1841-1845 164 5.5 8.941 98 7)
8)
1846-1850 204 10.9 6.029 270
9)
3)
1851-1855 124 13 6.534 332
1856-1860 230 15.4 6.861 2.251
1861-1865 250 12.3 8.023 2357
Tabel 1.1 : Penanaman kayu manis di Karesidenan Madiun tahun 1836-1865
Sumber daya alam yang di eksploitasi oleh pemerintah Belanda lainnya
adalah hutan jati. Hutan kayu jati tersebut, terdapat di daerah Caruban dan
18 | P a g e