Page 29 - E-modul tentang kebijakan cultuurstelsel belanda di Karesidenan Madiun
P. 29

Setelah  pemerintah  Belanda  menerapkan  sistem  ekonomi

                   liberal, banyak modal swasta masuk ke Indonesia. Melalui undang-

                   undang  agrarian  atau  Agrarische  Wet  yang  dikeluarkan  oleh

                   pemerintah  Belanda,  para  investor  diperbolehkan  untuk  menyewa

                   lahan  pertanian  selama  70  tahun  dan  bisa  diperpanjang.  Hal  ini

                   menyebabkan  berbagai  perusahaan  perkebunan  dan  pabrik  besar

                   berdiri  di  wilayah  Madiun.  Sekitar  tahun  1880,  perkebunan-

                   perkebunan  besar  di  wilayah  Kabupaten  Madiun  semakin  meluas,

                   bahkan  pada  tahun  1882  berdiri  berbagai  pabrik  gula  dan  ratusan

                   hektar lahan tanaman tebu di Kabupaten Madiun. Pabrik pabrik gula

                   tersebut, meluas hingga luar kabupaten Madiun. Adapun pabrik gula

                   tersebut berdiri di Pagotan, Sentul, Keniten, Bulu, Maospati, Gorang

                   Gareng,  dan  pabrik  Cina  Redjo  Agung  di  daerah  Madiun  kota.

                   Hingga akhir periode kolonial tercatat dua pabrik besar swasta yang

                   berdiri di Kabupaten Madiun, yaitu Purwodadi milik A. Baron Sloet

                   van  Oldruitenborgh  dan  Redjosari  milik  J.C.  Van  Oosterom

                   (Margana, 2017 : 127).




















                    Pabrik Gula Redjo Agung Sumber : (Lestari, 2015)
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34