Page 27 - E-modul tentang kebijakan cultuurstelsel belanda di Karesidenan Madiun
P. 27
Dampak Pelaksanaan Kebijakan 3
Cultuurstelsel Di Keresidenan Madiun
A. Dampak Ekonomi Pelaksanaan Cultuurstelsel di Keresidenan Madiun
Salah satu dampak ekonomi yang tampak pada saat
pelaksanaan Cultuurstelsel di Keresidenan Madiun adalah
pembangunan dan perbaikan berbagai infrastruktur. Sejalan dengan
tuntutan untuk meningkatkan produksi tanaman ekspor, pemerintah
Belanda mulai melakukan pembangunan dan perbaikan berbagai
infrastruktur, seperti saluran air atau irigasi dan jalur transportasi.
Infrastruktur pertama yang banyak dibangun oleh pemerintah
Belanda adalah irigasi. Berdasarkan laporan Kolonial Verslag,
disebutkan bahwa selama tahun 1856-1868 pemerintah Belanda
telah membangun 178 proyek irigasi yang terdiri dari 68 proyek di
Madiun, 57 di Ngawi, 31 di Ponorogo, 17 di Magetan, dan 5 di
Pacitan. Dari proses pembangunan proyek irigasi tersebut
menghasilkan perluasan lahan produktif. Hingga akhir abad ke 19,
proyek pembangunan irigasi di wilayah keresidenan Madiun terus
dilakukan. Bahkan, pemerintah Belanda berhasil membangun
saluran ledeng untuk air minum dan irigasi di daerah Kajuran,
Gegermalang, Krangkeng, dan Cermo (Margana, 2017 : 143).
Selain itu pemerintah Belanda juga membangun dan
memperbaiki infrastruktur transportasi darat seperti jalan raya dan
jalur kereta api. Perbaikan jalan raya tersebut bertujuan untuk
mengangkut hasil panen, mempercepat pengiriman pos, komunikasi,
dan pengiriman logistik. Pemerintah Belanda juga membangun jalur
kereta api yang menghubungkan Madiun—Solo. Jalur kereta