Page 83 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 83

belajar tentang pentingnnya perempuan membebaskan diri dari sistem patriarkhi

                        sebagai penghambat kemajuan perempuan di Ewer, pentingnya perempuan untuk
                        berani mengungkap pikiran serta pendapat mereka, dan perempuan harus berani

                        untuk menentukan pilihan dalam hidupnya.


                        Novel Kerudung Merah Kirmizi (2002) karya Remy Sylado

                             Novel  Kerudung  Merah  Kirmizi  (2002)  karya  Remy  Sylado  dalam
                        penceritaannya  menggunakan  teknik  alur  maju  dalam  pengaluran  yang  tidak

                        tunggal. Ada beberapa alur yang mengisahkan kehidupan tokoh para pendamping

                        cerita seperti Luc, Sam, Bu Purwo, atau Emha. Alur dalam novel ini kurang rekat
                        dan padat karena begitu banyak tokoh yang dihadirkan sesuai dengan karakter yang

                        ada dalam cerita ini, namun tidak semua tokoh cerita berhubungan langsung dengan
                        tokoh  utama,  yaitu  Mirna.  Menurut  Stanton  (2012,  hlm.  26),  semakin  sedikit

                        karakter dalam sebuah cerita, semakin rekat dan padat pula alur yang mengalir di
                        dalamnya. Sementara dalam novel ini, setiap tokoh pendamping yang memiliki alur

                        (subplot)  disertai  karakter  lain  yang  tidak  berhubungan  langsung  dengan  tokoh

                        utama, yaitu Myrna. Para tokoh pendamping ini ada yang berkomunikasi dengan
                        tokoh Myrna dan ada yang tidak berkomunikasi dengan Myrna. Tokoh-tokoh yang

                        disebutkan terakhir ini tidak dapat memberikan pengaruh kuat pada karakter Myrna.
                        Karena  berbagai  konflik  dari  karakter-karakter  yang  terhubung  secara  langsung

                        yang hanya saling mempengaruhi.

                             Novel Kerudung Merah Kirmizi yang bertemakan kritik sosial ini, diawali
                        dengan sebuah prolog pengenalan dari tokoh Myrna kepada pembaca. Selanjutnya,

                        pembaca diajak untuk mengenal lebih jauh tokoh utama cerita novel ini dengan
                        teknik alur maju yang bersifat kronologis. Artinya tak ada lompatan-lompat waktu

                        atau  alur  maju  kemudian  mundur,  dan  begitu  seterusnya.  Melalui  penggunaan

                        teknik alur maju, makna cerita mudah untuk difahami pembaca sehingga pembaca
                        pun mudah menebak akhir dari cerita novel ini.

                             Myrna adalah tokoh utama perempuan berusia 30-an dan seorang janda pilot
                        beranak  dua.  Di  Kota  Jakarta,  Myrna  harus  menghidupi  dirinya  dengan  kedua







                                                                                                     78
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88