Page 17 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 17

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







           Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya, kepada siapa al-Quran diwahyukan
           dan melaluinya disebarkan ke tengah masyarakat luas.  Syariah diejawantah
           dalam ibadah. Muamalah adalah pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan
           sosial. Sedangkan akhlaq diejawantah dalam budi pekerti dan adab. Keempat
           pilar itu tidak terpisah dan terkait satu dengan yang lain, bahkan semuanya
           dianggap  sebagai  aspek  dari  aqidah  Islam  itu  sendiri  yaitu  Tauhid,  kesaksian
           bahwa Tuhan itu satu dan hanya Dia semata yang patut disembah serta dimintai
           pertolongan.

           Pesan keruhanian, moral dan sosial dari sastra Islam berkenaan dengan itu semua.
           Dalam kenyataan, asas-asas keimanan Islam dan pelaksanaannya dalam ibadah
           itu disimpulkan dalam apa yang disebut rukun iman dan rukun islam. Rukun
           iman (arkan al-iman) ada enam: (1) Percaya kepada Allah sebagai Pencipta; (2)
           Percaya  kepada  adanya  malaikat  sebagai  pembantu-Nya;  (3)  Percaya  kepada
           nabi-nabi yang diutusnya sejak Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad s.a.w.
           sebagai nabi penutup; (4) Percaya kepada empat kitab suci yang diwahyukan
           yaitu Zabur, Taurat, Injil dan al-Quran; (5) Percaya akan Hari Kiamat. (6) Percaya
           akan Hari Akhir.  Yang pertama dan kedua merupakan kepercayaan terhadap
           Yang Gaib. Yang kelima dan keenam berkaitan dengan eskatologi. Dengan
           berbagai cara, semua tema berkenaan dengan pokok-pokok ajaran Islam itu
           diekspresikan oleh penulis Muslim dalam karya mereka dalam berbagai genre
           dan bentuk sastra. Begitu juga halnya dengan yang berkenaan dengan rukun
           Islam yang lima perkara: (1) Mengucapkan kalimah syahadat La ilaha illa Allah
           dan Muhammad al-Rasul Allah; (2) Shalat lima waktu; (3) Puasa pada bulan
           Ramadhan; (4) Berzakat; (5) Menunaikan ibadah haji ke Mekkah.

           Mengenai  tauhid  sebagai logos ajaran Islam, Ismail R. Farugi (1992) merinci
           lebih jauh. Menurutnya ada lima aspek utama dari Tauhid dari mana ilmu-ilmu
           dan sastra Islam yang beraneka jenis, bentuk dan corak berkembang. Pertama
           adalah aspek metafisika. Yaitu pengakuan bahwa realitas ini ada dua yaitu Tuhan
           dan selain Tuhan. Yang pertama kekal (baqa) dan yang lain sementara (fana).
           Kedua aspek epistemologis, yaitu pedoman atau metodologi memperoleh ilmu
           pengetahuan yaitu melalui pengalaman atau penelitian empiris, pemikiran
           rasional, pengalaman sejarah dan wahyu/petunjuk ilahi. Ketiga aspek etika.
           Dalam Islam manusia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada
           Tuhan, hati nurani dan masyarakat. Perbuatannya harus dituntun keimanannya
           pada Tuhan, akal budi dan adab yang berlaku dalam masyarakatnya. Keempat
           aspek sosiologis. Umat Islam secara sosial diikat atau dipertalikan oleh Tauhid
           sebagaimana terejawantah dalam kalimah syahadat yang diucapkan. Kelima
           aspek estetika. Tuhan maha indah dan mencintai keindahannya. Dalam seni
           keindahan yang tertinggi adalah keindahan ilahi. Keindahan seperti ini dicapai
           melalui pengalaman intuitif atau kasyf.


           Kaligrafi dalam seni rupa, tilawah dalam seni suara, dan syair-syair tauhid
           atau makrifat dalam sastra, merupakan manifestasi tertinggi dalam seni Islam.
           Pertama-tama karena kedekatannya dengan sumber utama ajaran islam yaitu



                                                                                                  3
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22