Page 20 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 20
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Hikayat Para Sahabat Nabi benar-benar didasarkan atas sumber sejarah,
sebagaimana juga sejarah orang-orang saleh dan suci atau para wali. Hikayat
pahlawan-pahlawan Islam digubah berdasar sumber sejarah dan kisah-kisah
lain yang bercorak fiksi. Sastra Adab adalah disusun berdasarkan sumber
yang beragam seperti al-Qur`an, Hadis, Tarikh, Cerita Rakyat dan kitab-kitab
keagamaan seperti fiqih, kalam, tasawuf dan siyasah (politik). Yang benar-benar
bercorak fiksi ialah cerita berbingkai dan pelipur lara. Berdasarkan sumbernya
saja dengan segera kita akan melihat betapa karya-karya tersebut benar-benar
bercorak Islam, sehingga tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa sastra
Islam itu tidak ada. Pesan moral, kerohanian dan keagamaan yang disajikan
karya-karya ini juga berkaitan dengan ajaran Islam yang ditemui dalam tafsir al-
Qur’an, kitab syariah dan tasawuf.
Tetapi pembagian jenis sastra Islam di Nusantara itu bisa dilakukan dengan
melihat hakekat dan fungsi sastra. Berdasar tujuan penulisan dan fungsinya,
dalam tradisi kepengarangan Islam, hakekat sastra dapat dibagi ke dalam empat
kelompok: Pertama, karangan-karangan yang ditulis sebagai hasil perenungan
pengarang terhadap pengalaman batinnya terutama berkenaan dengan masalah
reliligius dan ketuhanan. Kedua, karangan-karangan yang ditulis dengan
tujuan menyampaikan pengajaran atau hikmah. Pengajaran membentang dari
persoalan kemasyarakatan dan kemanusiaan, sampai persoalan keagamaan
dan keruhanian, bahkan kritik sosial. Ketiga, karangan yang dibuat terutama
menghibur, seraya menyelipkan pengajaran ke dalamnya. Karangan pelipur
lara, atau sekarang novel popular, termasuk ke dalam kelompok ini. Keempat,
karangan-karangan, khususnya puisi, yang ditulis dengan tujuan mengekpresikan
diri.
Termasuk ke dalam kelompok pertama adalah karangan-karangan yang isinya
mendalam tentang masalah ketuhanan, keruhanian, kejiwaan, keagamaan dan
moral. Representasi terbaik dari karangan seperti ini ialah karya para penulis
besar Muslim seperti Mantiq al-Tayr Fariduddin `Attar, Matsnawi Rumi, Syair-
syair Makrifat Hamzah Fansuri, dan Asrar-I Khudi Muhammad Iqbal. Ke dalam
kelompok kedua termasuk novel-novel atau hikayat berkaitan dengan peristiwa
sejarah, kepahlawanan, adab, kemasyarakatan, dan lain-lain, yang darinya kita
mendapatkan pelajaran atau hikmah. Representasi dari karangan jenis ini tampak
dalam Taj al-Salatin Bukhari al-Jauhari, Bustan al-Salatin Nuruddin al-Raniri,
Tuhfat al-Nafis Raja Ali Haji, dalam sastra modern dapat dilihat karya penulis
seperti Tawfik el-Hakim dan Najib Mahfudz di Mesir, Hamka dan Kuntowijoyo
di Indonesia, dan lain-lain. Termasuk ke dalam kelompok ketiga ialah karangan-
karangan percintaan bercampur petualangan dalam sastra Melayu lama seperti
Hikayat Bayan Budiman dan lain-lain. Dalam sastra modern, karya seperti itu
sering disebut novel populer. Novel populer ada yang bagus dan ada yang
sangat dangkal karenanya tidak bagus.
6