Page 243 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 243
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Aratinyo jalan wahai sahabat
Iyolah rukun sarato sarat
Itulah jalan dek urang sari’at
Siapo maninggakan tantulah sasek
(Wahai segala handai dan tolan
Jikalau sungguh sayang akan badan
Patut sembahyang kita rusuhkan
Karena akal pendek pikiran kurang
Tidak mengapa tidak ber-uang
Asalkan tahu makna sembahyang
Uang dicari akan untuk orang
Eloklah tempuh jalan yang terang
Enggan menempuh tentulah malang
Artinya jalan wahai sahabat
Ialah rukun beserta syarat
Itulah jalan bagi orang syari’at
Siapa meninggalkan tentulah sesat) 46
Penggalan teks tersebut di atas berisi dakwah atau pengajaran tentang
salat (sembahyang). Dalam Islam, salat adalah rukun Islam yang kedua dan
tiang Islam. Salat adalah ibadah yang sangat mendasar dan tidak boleh
ditinggalkan. Mereka yang meninggalkannya termasuk orang-orang yang
sesat. Dibandingkan dengan uang yang dicari mungkin tidak untuk diri sendiri,
tetapi salat merupakan bekal diri yang dibawa ke akhirat. Uang menjadi tidak
ada artinya, jika seseorang tidak salat. Jadi , menurut pengarang, ketiadaan
uang (harta) bukanlah masalah bagi seorang Islam, asalkan ia mengerjakan salat
dan mengetahui makna salat yang dikerjakannya itu.
Berkenaan dengan iman, teks menyatakan bahwa hanya amal dan iman yang
akan menjadi teman di kubur setelah seseorang meninggal. Menjelang hari
berbangkit tiba (setelah kiamat), amal dan iman yang akan menjawab segala
pertanyaan yang diajukan malaikat. Begitu pula halnya dengan iman. Hanya
keteguhan iman yang akan bisa melancarkan jalan seseorang masuk surga.
Kasih sayang kaum kerabat hanya sampai liang lahat. Setelah lahat ditimbun,
semua kasih sayang saudara di dunia selesai sudah. Tetapi amal dan iman di
dunia akan menemani dan mengasihi sejak di kubur sampai akhirat nanti. Jika
tidak, seseorang itu akan teraniaya dan akan menerima nasib buruknya:
229