Page 248 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 248

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                                    Bagian “ratap zaman” menceritakan kejadian di Padang Masyhar, akhirat, tempat
                                    berkumpul manusia di depan Nabi Muhammad s.a.w. untuk pertimbangan
                                    dosa dan  pahala masing-masing.  Orang  yang banyak  pahala akan masuk
                                    surga, sedangkan yang banyak dosa akan masuk neraka. Setelah ditimbang,
                                    mereka  yang banyak  pahala akan  diberi pakaian  yang  bagus dan  duduk di
                                    kursi di sebelah Nabi. Setelah itu, mereka akan berjalan mengiringi Nabi naik
                                    ke surga, disambut para bidadari, diberi minuman, makanan, dan buah-buahan
                                    yang sudah terhidang di atas permadani. Sebaliknya, mereka yang banyak dosa
                                    akan berdiri tanpa pakaian, berbau busuk dengan rambut yang kusut, merasa
                                    sedih melihat orang berjalan bersama Nabi menuju surga. Mereka bertangisan
                                    meminta pertolongan Nabi dan meminta ampun kepada Allah karena menyesal
                                    telah melupakan akhirat. Akan tetapi, Nabi tidak dapat menolong dan Allah
                                    pun tidak akan memberi ampunan lagi. Mereka akan masuk neraka bersama
                                    dengan setan. Oleh karena itu, manusia hendaklah menjalankan ajaran Nabi
                                    Muhammad s.a.w. dan berpegang teguh pada Al Qu’ran dan hadis.
                                                                                                    53

                                    Bagian “ratap kaji dipacik” mengisahkan ajaran yang harus dipelajari, dipegang
                                    dan dilaksanakan umat Islam, agar tidak masuk neraka. Ajaran itu dibicarakan
                                    dalam pandangan tarekat. Intinya adalah tauhid  “keesaan Tuhan”, bahwa
                                    Allah hanya satu. Orang yang kaya adalah orang yang imannya teguh dan
                                    amalannya taat. Amalan pertama yang harus dikerjakan adalah shalat, karena
                                    merupakan tanda orang mukmin. Orang yang tidak shalat tidak ada gunanya
                                    dan ia akan meninggal dalam kehinaan . Yakinlah kepada wujud yang Mutlak,
                                    ikhlas kepada Allah, perbanyak zikir, taubat lahir dan batin serta jangan lupa
                                    diri. Orang mukmin harus memperkukuh iman dengan sabar dan reda, selalu
                                    membaca syahadat dan selawat Nabi. Zat Allah adalah yang disembah dan
                                    yang menyembah adalah sifat. Kedua-duanya, zat dan sifat, tidak bercampur.
                                    Isi persembahan adalah iman, Islam, tauhid, dan makrifat. Jika ingin memegang
                                    Nuktah, terlebih dahulu diteguhkan syariat. Nuktah awal hakikat Allah, yang
                                    awalnya tiada. Oleh karena itu, laranglah orang sampai ke sana.
                                                                                                54

                                    Nazam Ratap Fatimah ditulis atau disalin oleh ulama, khususnya dari kelompok
                                    ulama tarekat. Tanda-tanda kehadiran tasawuf di dalamnya dapat dilihat dalam
                                    tauhid, zikir, makrifat, dan istilah atau simbol yang sangat umum dalam tasawuf.
                                    Tauhid adalah penyaksian bahwa Tuhan itu satu. Ia adalah inti ajaran Islam.
                                    Sementara itu, tasawuf adalah jalan untuk merealisasikan tauhid. Inti tasawuf
                                                                                     55
                                    hanya satu, yaitu jalan rohani berdasarkan tauhid . Dalam  ”ratap zaman”,
                                    tauhid disimbolkan sebagai laut yang susah dengan ombak yang besar. Jalan
                                    tauhid adalah wujud mutlak, yang akan dipegang selama-lamanya. Namun,
                                    dalam banyak aliran tarekat, semuanya tetap berintikan tauhid. Gambaran itu
                                    dapat dilihat pada kutipan di bawah ini:


                                          Syariat kaji dipegang
                                          Dipegang benar siang dan malam
                                          Ingat-ingat di laut tauhid





                    234
   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253