Page 275 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 275
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Pengaruh Islam dalam Sastra Sunda
Pada paruh akhir abad ke-19, para sarjana Eropa umumnya menolak kehadiran
sastra Sunda. G.J. Grashuis, seorang misionaris Belanda, misalnya mengaku Persoalan
gagal menemukan jenis sastra tertentu dalam tulisan Sunda. Ia melihat puisi keterpengaruhan
kiranya menjadi
Sunda hanyalah tiruan puisi Jawa, kurang orisinal, dan memperlihatkan salah satu alasan
pengaruh Islam yang begitu kental. Hampir setengah abad kemudian, Memed yang menghalangi
Sastrahadiprawira, sastrawan dan intelektual Sunda, mencoba menyangkalnya. pandangan sarjana
Baginya, penilaian tersebut menunjukkan ketidakmemadaian pengetahuan kolonial dalam
sehingga tidak mampu mengapresiasi keindahan sastra Sunda. Terlebih sejak menilai ada tidaknya
literatuur dalam
awal tersebar pandangan bahwa bahasa Sunda merupakan dialek Jawa. 13 tulisan Sunda. Islam
dan Jawa dianggap
Persoalan keterpengaruhan kiranya menjadi salah satu alasan yang menghalangi menjadi bayangan yang
pandangan sarjana kolonial dalam menilai ada tidaknya literatuur dalam tulisan menghantui orisinalitas
Sunda. Islam dan Jawa dianggap menjadi bayangan yang menghantui orisinalitas sastra Sunda.
Sebuah penilaian
sastra Sunda. Sebuah penilaian tipikal kolonial yang cenderung menganut tipikal kolonial yang
ideologi kemurnian bahasa dengan berusaha membedakan dan membakukan cenderung menganut
bahasa antar etnis Nusantara. 14 ideologi kemurnian
bahasa dengan
Tak bisa dipungkiri Islam dan pesantren memiliki peran besar dalam membentuk berusaha membedakan
budaya dan sastra Sunda. Ia tercermin dalam beragam kepustakaan sastra dan membakukan
Sunda. Dari cerita pantun yang dianggap sebagai sastra lisan warisan leluhur bahasa antar etnis
orang Sunda, mantra yang berisi kekuatan magis dan melibatkan makhluk Nusantara.
halus, puisi guguritan dan wawacan berupa puisi naratif berbentuk sajak
bermatra bertemakan Islam dan tasawuf hingga sastra modern berupa novel,
sajak dan drama kiranya tak lepas dari penyesuaian akibat pengaruh budaya
Islam dan pesantren. Beberapa bentuk sastra Islam seperti pupujian, nadom,
dan Cigawiran bahkan juga menghiasi perkembangan sastra Sunda. Terjadi
akulturasi timbal-balik antara Islam dan sastra budaya Sunda. Kiranya tidak
ada ketegangan antara Islam dan Sunda dalam membentuk apa yang disebut
Ricklefs sebagai sintesis mistis di banding Jawa. 15
Sejarah sastra Sunda umumnya ditelusuri sampai pada berdirinya Kerajaan
Pajajaran pada abad ke-14. Ia memberikan pengaruh besar terhadap
perkembangan budaya Sunda. Ia dianggap sebagai leluhur orang Sunda dan
budayanya. Pada masanya, Hindu dan Buddha memainkan peran dominan
dalam membentuk sastra Sunda. Sejumlah naskah Sunda ditemukan pada Tak bisa dipungkiri
Islam dan pesantren
abad ke-16 seperti Sewaka Darma, Sanghyang Siksa Kandang Karesian dan memiliki peran besar
Amanat Galunggung. Ia berisi semacam ensiklopedi kehidupan dan budaya dalam membentuk
16
Sunda beserta kepercayaannya. Pada periode ini, terdapat berbagai sastra budaya dan sastra
lisan berupa legenda, mitos, dongeng, fabel, folklore dan berbagai cerita seperti Sunda. Ia tercermin
Sangkuriang, Si Kabayan, Lutung Kasarung, Munding Laya Di Kusuma, Ciung dalam beragam
Wanara, dan lainnya. Umumnya berbentuk cerita pantun sejenis hikayat yang kepustakaan sastra
Sunda.
dikisahkan semalam suntuk dengan iringan kecapi, kadang dengan suling atau
261