Page 277 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 277

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







           Jawa pada saat itu mampu menggeser posisi bahasa Sunda yang umumnya
           dipakai oleh rakyat biasa. Bahasa Jawa menjadi bahasa resmi pemerintahan
                             27
           hingga abad ke-19.  Tingkatan bahasa (speech levels)menjadi umum digunakan
           dalam bahasa Sunda.  Dalam bidang sastra, selain  guguritan,  terdapat
                                 28
           sejumlah tembang tradisional Jawa yang digunakan dalam tembang Sunda.
           Ia biasa dinyanyikan dengan diiringi kecapi, suling dan rebab. Lagu tembang
           Sunda dibagi ke dalam beberapa kategori, seperti papantunan, jejemplangan,
           rarancagan, panambih yang dibedakan dari sisi musik, bentuk dan kandungan
           puisinya.  Baik puisi guguritan, wawacan, maupun tembang Sunda kemudian
                   29
           menyebar di kalangan menak Sunda. Umumnya mereka mendapatkan pengaruh
           setelah datang ke Mataram dan belajar berbagai macam budaya Jawa. 30

           Kekuasaan Jawa Mataram pasca runtuhnya Kerajaan Sunda pada 1579
           ternyata juga berpengaruh pada semakin menguatnya arus Islamisasi di tatar
           Sunda. Orang Sunda mulai bersentuhan dengan tradisi Islam dan pesantren
           terutama bahasa dan aksara Arab. Sejumlah naskah Sunda kuno abad ke-16,
           diketahui menggunakan beberapa kosakata Arab seperti pada naskah Carita
                                       31
           Parahiyangan dan Sri Ajnyana.  Bahasa Sunda yang ditulis dalam aksara Arab
           (pegon) kemudian secara luas digunakan di kalangan orang Sunda, terutama
           mereka yang belajar di pesantren. Sementara aksara Jawa cacarakan kebanyakan
           digunakan oleh kalangan menak  Sunda. Baik aksara  pegon  maupun Jawa,
           secara perlahan kemudian menggantikan aksara Sunda kuna. Katalog naskah
           Sunda mencatat bahwa naskah pegon ternyata lebih banyak di banding naskah
           Sunda beraksara lainnya. 32


                                                                                       KItab Raudathul Ighfan fii
                                                                                       Ma'rifatil Quran. Kitab ini
                                                                                       merupakan terjemahan dan tafsir
                                                                                       al-Quran yang ditulis oleh Ahmad
                                                                                       Sanusi menggunakan bahasa
                                                                                       Sunda dan aksara pegon.
                                                                                       Sumber: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.





























                                                                                                263
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282