Page 279 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 279

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







           Wisesa dan lainnya. Tema umum pensucian diri diungkapkan ke dalam bentuk
           narasi berupa tata aturan bertarekat, konsep teosofi tasawuf, pengalaman batin
                                      41
           sufistik atau cerita simbolik.  Salah satu naskah sufistik Sunda yang paling
           populer  adalah  guguritan  atau  dangding  Haji  Hasan  Mustapa  (1852-1930). Ia
           berisi pengalaman batin sufistik yang berisi perasaan batinnya yang paling dalam.
           Sebagaimana akan dijelaskan, karya  dangding sufistik Mustapa menunjukkan
           pengaruh kuat tradisi Islam dan tasawuf yang diungkapkan dengan menggunakan
           sastra Sunda.

           Pada era kolonialisme, sastra dan budaya Eropa mulai berpengaruh terhadap
           kehidupan sastra Sunda. Pada saat itu, Belanda mulai memperkenalkan aksara    Pada era kolonialisme,
           Latin dalam skala luas yang lambat laun semakin menggeser aksara pegon dan      sastra dan budaya
                                                                                             Eropa mulai
           Jawa. Karya sastra Sunda pun kemudian mendapat 'semangat baru' dengan         berpengaruh terhadap
           adanya  mesin  cetak.  Moehamad  Moesa  merupakan  sastrawan  Sunda  pertama    kehidupan sastra
           yang mencetak karya sastranya dengan bantuan sahabat dekatnya, K.F. Holle. Ia   Sunda. Pada saat
           juga menjadi informan kunci bagi Holle dalam masalah keislaman di masyarakat    itu, Belanda mulai
                                                                                           memperkenalkan
                                                                                   43
           Sunda.  Karya-karyanya menandai masa transisi sastra Sunda ke arah modernisasi.    aksara Latin dalam
                 42
           Orang Sunda kemudian mulai menulis berbagai roman, novel, cerpen dan sajak.      skala luas yang
           D.K. Ardiwinata menulis sebuah roman Baruang na Nu Ngarora (1913), sesuatu     lambat laun semakin
           yang sebelumnya tak dikenal dalam sastra Sunda. Banyak pengarang Sunda          menggeser aksara
           lainnya kemudian mengikutinya seperti Joehana, Memed Sastrahadiprawira,         pegon dan Jawa.
           Moh. Ambri, Yus Rusamsi, Min Resmana, R.A.F. dan lainnya. Selain itu, karangan
           berbentuk cerpen juga mulai populer dalam bahasa Sunda. Beberapa pengarang
           misalnya G.S., Rusman Sutiasumarga, Ki Umbara, Tini Kartini, dan lain-lain. Pada
           masa sesudah perang, bentuk puisi bebas mulai banyak ditulis seiring pengaruh
           bahasa Indonesia. Misalnya ditulis oleh Ajip Rosidi, Kis Ws., Surachman RM.,
           Sayudi, Rahmat M. Sas Karana, Edy D. Iskandar, dan lain-lain. 44

           Berkembangnya sastra Sunda modern tidak membuat pengaruh Islam surut.
           Setting Islam dan pesantren tidak bisa dinafikan melekat dalam sejumlah karya
           sastra Sunda. Tidak sedikit roman, novel, cerpen dan sajak yang menonjolkan       Seiring dengan
                                                                                             perkembangan
           aspek religiusitas Islam dan latar pesantren dalam karyanya. Misalnya, pada       zaman, Islam di
           Santri Gagal (1881) karya RH. Muhammad Musa dan Mantri Jero (R. Memed           Nusantara memiliki
           Sastrahadiprawira). Karya-karya sastrawan Sunda lainnya Moh. Ambri,              pengaruh besar
           Samsoedi, Tjaraka, Ki Umbara, SA. Hikmat, Ahmad Bakri, RAF (Rachmatulloh       dalam perkembangan
           Ading Affandie), dan Usep Romli HM umumnya tidak lepas dari kehidupan           sastra Sunda. Tidak
                                                                                            hanya melakukan
                                                                  45
           dunia pesantren Sunda yang wajar, manusiawi dan santai.  RAF (1929-2008)       berbagai perubahan
           misalnya dalam Dongéng Énténg ti Pasantrén menggambarkan detail kehidupan        dan penyesuaian
           santri dan kyai selama dirinya mondok di sebuah pesantren Ciamis pada era       secara bahasa dan
           penjajahan Jepang. 46                                                          tema terhadap sastra
                                                                                           Sunda lama, tetapi
           Uraian di atas menunjukkan bahwa seiring dengan perkembangan zaman,             juga mempengaruhi
                                                                                           tumbuhnya bentuk
           Islam di Nusantara memiliki pengaruh besar dalam perkembangan sastra Sunda.   sastra Islam Sunda yang
           Tidak hanya melakukan berbagai perubahan dan penyesuaian secara bahasa          semula berasal dari
           dan tema terhadap sastra Sunda lama, tetapi juga mempengaruhi tumbuhnya        khasanah sastra Islam.
           bentuk sastra Islam Sunda yang semula berasal dari khasanah sastra Islam.





                                                                                                265
   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284