Page 39 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 39

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                       1996:          Nasida Ria tampil pada festival Heimatklange ‘96 ‘Sinbad Travels’
                                      di delapan kota seperti Berlin, Reclinghousen dan Dusseldof,
                                      atas undangan Cultural Departement of The Senat of Berlin and
                                      Tempodrom, SFB, ORB, European Forum of Worldwide Music
                                      Festival

                       1998, Oktober: Emha dan Kiayi Kanjeng menghadirkan panggung shalawatan
                                      di Gondanglegi Malang, Jawa Timur, pengunjung yang hadir
                                      mencapai 50.000 orang.

                       1998:          Emha mengeluarkan album shalawat yaitu  Menyorong
                                      Rembulan. Kemudian album Hijrah dari Kegelapan yang memuat
                                      sembilan lagu: Ya Allah ya Adhim, Suluk Rosamtuka, Istighfar,
                                      Tembang Kematian, Allahu Allahu, Wirid Padhang mBulan, Shalli
                                      wa Sallim, Ilir-ilir dan Sidnan Nabi.

                       1999, Januari : Emha bersama Kyai Kanjeng tampil di 40 kota besar seperti
                                      Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, Tegal, Brebes, Semarang,
                                      Purwokerto, Rembang, Malang, Jombang, Surabaya, Pati dan
                                      Tasikmalaya.

                       2001:          Nasidah Ria diundang mengisi Tour Show Silaturrahmi Djarum
                                      76 di 16 Kota Jateng.

                       2001:          Desantara, lembaga swasta yang bermarkas di Depok, Jawa
                                      Barat yang dirintis dan dikembangkan anak-anak pesantren
                                      dan kaum muda NU, melakukan  halaqah di beberapa provinsi
                                      yang melibatkan kiai pesantren, tokoh ormas Islam, akademisi
                                      kampus, seniman/budayawan, dan aktivis LSM setempat.

                       2002, Januari: Sidang Tanwir Muhammadiyah di Bali. Dalam sidang tersebut
                                      diputuskan terkait perlunya dakwah kultural mendampingi
                                      dakwah konvensional yang selama ini dikembangkan
                                      Muhammdiyah.

                       2002, Maret: Halaqah Tarjih II Muhammadiyah di Surakarta. Di sini sejumlah
                                      generasi  muda Muhammadiyah mencoba  menawarkan  apa
                                      yang mereka sebut sebagai “visi baru” Muhammadiyah bahwa
                                      seni (lokal) adalah rahmat, ma’ruf, dan mengandung muatan
                                      religius-sosial.

                       2002, 2-8 Maret: Sebuah pesantren di Ponorogo menyelenggarakan festival
                                      reyog besar-besaran. Festival yang terselenggara di pesantren
                                      Arrisalah, Desa Gundik, Slahung, Ponororogo berhasil menarik
                                      perhatian banyak pihak karena dalam pertunjukan reyog yang
                                      dilakukan, mereka menyesuaikannya dengan tradisi pesantren.





                                                                                                 25
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44