Page 44 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 44

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                                    yang digunakan secara luas di Indonesia (lingua france), menjadi fokus utama
                                    pembahasan ini. Dan proses historis tersebut, sebagaimana akan dijelaskan
                                    nanti, tidak bisa dilihat terpisah dari fungsinya sebagai bahasa Islam. Seperti bisa
                                    dilihat dari kitab-kitab yang beredar, Bahasa Melayu menjadi salah satu media
                                    ekspresi ajaran Islam di Indonesia. Penggunaan aksara Jawi (aksara Arab) dalam
                                    kitab berbahasa Melayu, semakin menegaskan pentingya unsur Islam dalam
                                    proses perkembangan Bahasa Melayu. Karena itu, proses Islamisasi pada saat
                                    yang  bersamaan berarti  penerimaan  dan penggunaan  Bahasa Melayu dalam
                                    kehidupan masyarakat Indonesia.











                                    Kerajaan Samudera Pasai: Basis Perkembangan Awal
                                    Bahasa Melayu






           Prasasti Kedukan Bukit   Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa Bahasa Melayu telah digunakan
           merupakan bukti bahwa bahasa
           Melayu telah digunakan sebagai   sebagai bahasa resmi kerajaan pada abad ke-7. Sejumlah prasasti peninggalan
           bahasa resmi kerajaan Nusantara   dari periode tersebut membuktikan hal demikian. Prasasti-prasasti tersebut
           pada abad ke-7.          ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Melayu Lama, yakni Prasasti
           Sumber: Atlas Sejarah Indonesia Klasik masa
           Hindu-Buddha, 2010.                                          Kedukan Bukit (605 Çaka atau 683 M)
                                                                         berisi piagam pembentukan Kerajaan
                                                                         Sriwijaya, Prasasti Talang Tuwo (606
                                                                         Çaka atau 684 M), berisi segala tanaman
                                                                         dan buah-buahan untuk kesejahteraan
                                                                         rakyat, dan Prasasti Kota Kapur di Pulau
                                                                         Bangka (606 Çaka), yang berisi sumpah-
                                                                         serapah bagi mereka yang tidak tunduk
                                                                         pada penguasa Kerajaan Sriwijaya.

                                                                         Khusus terkait Sriwijaya, kemunculan
                                                                         Bahasa Melayu berlangsung sejalan
                                                                         dengan peran penting kerajaan tersebut
                                                                         dalam arus perdagangan laut di Asia
                                                                         Tenggara, tepatnya rute perdagangan
                                                                         antara India dan Cina. Dalam kondisi
                                                                         demikian, Bahasa Melayu tumbuh
                                                                         menjadi bahasa perantara perdagangan
                                                                         di kota-kota pelabuhan, yang tersebar






                    30
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49