Page 47 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 47

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







           tersebut lebih dekat dengan bahasa Melayu abad-
                           5
           abad berikutnya.  Hal ini berarti bahwa pengaruh
           bahasa Sanskerta secara perlahan berkurang dan
           digantikan bahasa Arab-Islam. Proses tersebut terus
           menguat sejalan dengan tampilnya Islam dalam
           wacana sosial-politik dan intelektual yang berpusat
           di kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar di berbagai
           wilayah di Indonesia.

           Oleh karena itu, Prasasti Munye Tujoh berbeda
           dari  prasasti   peninggalan    masa    Kerajaan
           Sriwijaya, disebut Prasasti Kedukan Bukit, di mana
           bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa digunakan
           sepenuhnya dalam prasasti. Begitu pula, berbeda
           dengan Prasasti Munje Tujo yang memiliki dimensi
           agama, prasasti dari masa Sriwijaya umumnya
           ditulis untuk memberitakan peristiwa penting yang
           dilakukan seorang raja, seperti membuka sebuah
           negeri atau kota baru. Menyangkut sikap terhadap
           raja, berbeda dengan prasasti masa Islam yang
           mulai mengandung dimensi sufistik, prasasti masa
           Sriwijaya sangat dipengaruhi tradisi Hindu-Budhist,
           dimana raja diyakini sebagai titisan dewa. Berikut
           ini adalah kutipan dari Prasasti Kedukan Bukti dari
           masa Sriwijaya, yang ditulis dalam huruf Pallawa
           dan berangka tahun 605 Saka = 683 M:
                                                                                       Buku terjemahan catatan
                swasti sri warsatita 605 su                                            perjalanan I-Tsing. Pada akhir
                suklapaksa wulan waisakha dapunta hyang nayk di                        abad ke-7 I-Tsing tinggal selama
                samwan manalap siddhayatra di saptami suklapaksa                       bertahun-tahun di Sriwijaya
                wulan jyesta dapunta hyang marlapas dari minanga                       untuk belajar bahasa Sanskerta
                                                                                       dan menerjemahkan teks-teks
                tamwan manawa yang wala dua laksa dangang-ko                           agama Buddha ke dalam bahasa
                dua ratus sapulu dua wanyaknya datang di mata ya                       Cina.
                sukhan tita di pancami suklapaksa wulang...                            Sumber: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.
                laghu mudita dalam marwuat wanua...
                sriwijaya siddhayatra shubuksa....



                Terjemahannya lebih kurang sebagai berikut:

                Selamat! Pada tahun Saka 605 hari
                yang kesebelas pada masa terang Bulan Waisyaka
                baginda yang mulia naik
                di perahu mencari untung pada hari ke tujuhpada masa rembulan terang







                                                                                                 33
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52