Page 51 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 51
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
memerintahkan seorang ulama di kerajaan tersebut, bernama Makhdum
Patakan, untuk melaksanakan permintaan sultan Malaka tersebut. Selanjutnya
dikisahkan bahwa Makhdum Patakan melaksanakan tugas raja tersebut, dan
setelah selesai diantarkan kembali ke Malaka. Sultan Mansyur Syah sangat suka
cita menerima kitab yang sudah diberi makna oleh ulama Pasai tersebut. Dia
juga menunjukkan kitab tersebut ke pengarangnya.
Masih terkait penerjemahan, teks lain yang penting dicatat adalah sejumlah
kisah menyangkut kehidupan Nabi Muhammad, yakni Hikayat Nur Muhammad
(berisi riwayat penciptaan Nabi Muhammad), Hikayat Bulan Berbelah (berisi
cerita tentang mu’jizat Nabi Muhammad yang mampu membelah bulan),
Hikayat Nabi Bercukur (bercerita tentang nabi bercukur), Hikayat Nabi Mi’raj
(bercerita tentang nabi Muhammad naik ke langit untuk menerima perintah
shalat), dan Hikayat Nabi Wafat (kisah tentang meninggalnya nabi). Semua
hikayat di atas adalah terjemahan dan saduran dari nasakah-naskah berisi
kisah yang sama dalam Bahasa Persia. Bersamaan dengan itu adalah naskah
9
kepahlawanan Islam (epos), Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat Amir Hamzah
dan Hikayat Muhammad Hanafiah. Dua hikayat ini juga diterjemahkan ke dalam
Bahasa Melayu dari Persia pada masa Kerajaan Pasai. 10
Selain hikayat di atas, naskah lain yang memiliki makna penting dalam
perkembangan sastra masa Kerajaan Samudera Pasai adalah sastra sejarah
tentang kerajaan tersebut, Hikayat Raja-Raja Pasai. Naskah ini merupakan karya
sejarah tertua di dunia Melayu, kemungkinan ditulis pada 1534, dan bercerita
tentang sejarah Kerajaan Samudera Pasai. Berdasarkan versi latin yang dibuat
A.H. Hill, kandungan Hikayat Raja-Raja Pasai dibagi ke dalam tiga bagian
11
berikut: (1) dari masa awal beridirnya Kerajaan Samudera Pasai hingga periode
ketika Sultan Ahmad naik tahta di kerajaan; (2) kerajaan pada masa kekuasaan
Sultan Ahmad dan riwayat putera baginda Tun Beraim Bapa; dan (3) Riwayat
Puteri Gemerencang, puteri raja Majapahit yang jatuh cinta pada Tun Abdul Jalil,
putera Sultan Ahmad, dan Pasai dikalahkan oleh Majapahit.
12
Selain kisah dalam sejumlah hikayat di atas, pentingnya kedudukan Samudera
Pasai dalam kajian Islam juga bisa dilihat dari kisah yang juga diambil dari
teks Sejarah Melayu. Diceritakan bahwa Samudera Pasai kerap menjadi
tempat rujukan menyangkut isu-isu penting dan kontroversial dalam masalah Samudera Pasai kerap
menjadi tempat
keagamaan. Salah satu isu tersebut terkait dengan pertanyaan bersifat teologis rujukan menyangkut
tentang sifat neraka dan surga beikut isi di dalamnya: “apakah segala isi surga isu-isu penting dan
kontroversial dalam
itu, kekalkah ia di dalam surga dan segala isi neraka itu, kekalkah ia di dalam masalah keagamaan.
neraka?”. Terhadap isu tersebut, Sultan Mansyur Syah di Malaka mengutus
Tun Bija Wangsa untuk mendapatkan jawabannya ke Samudera Pasai. Dan
penguasa Kerajaan Pasai memerintahkan Makhdum Muda untuk menyiapkan
jawaban pertanyaan di atas. Alkisah, dibawalah jawaban tersebut ke Malaka
dan Sultan Mansyur Syah memuji jawaban yang diberikan Makhdum Muda
tersebut.
37