Page 55 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 55
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Masjid Baiturrahman adalah salah
satu peninggalan Kerajaan Aceh.
Sumber: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.
Menyangkut soal bahasa, Kerajaan Aceh menyaksikan tingkat perkembangan
sangat penting, yang disebut di sini sebagai pemapanan Bahasa Melayu
sebagai bahasa yang umum digunakan secara luas di Nusantara (lingua
franca). Perkembangan tersebut bisa dilihat dalam dua penjelasan berikut, baik
menyangkut kebahasaan maupun naskah-naskah yang diproduksi. Dua hal
tersebut memberi bukti kuat bahwa Aceh, dengan didukung kondisi politik yang
stabil dan perdagangan yang maju, telah memberi kontribusi sangat berarti bagi
perkembangan bahasa dan kebudayaan Melayu. Bersamaan dengan itu, perlu
ditegaskan di sini adalah perkembangan Islam yang secara inheren menjadi
bagian dari perkembangan dan pemapanan Bahasa Melayu. Sejalan dengan
posisi Aceh di abad ke-16 dan 17 sebagai pusat Islam terkemuka di Nusantara,
maka kegiatan intelektual menyangkut bahasa dan naskah terkait erat dengan
usaha kontekstualiasi dan diseminasi Islam di Kerajaan Aceh dan Melayu-
Indonesia secara umum.
Kalakian maka pada Hijrah sembilan ratus sembilan puluh tahun datang
dua orang pendeta dari Mekah, seorang bernama Syaikh Abul-Khair bin
Syaikh Ibnu Hajar. Ialah yang mengarang kitab yang bernama Saif al-Qati’
41