Page 52 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 52

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                                    Ilustrasi di atas menunjukkan peran vital Samudera Pasai dalam proses
                                    perkembangan Islam di dunia Melayu-Indonesia, dan pada saat bersamaan
                                    perkembangan bahasa Melayu sebagai medium ekspresi keagamaan, di samping
                                    untuk diplomasi politik dan perdagangan. Dengan demikian, jelas bahwa
                                    Kerajaan Samudera Pasai merupakan pusat kebudayaan Melayu yang penting
                                    pada abad ke-14 dan 15, dan dari sanalah perkembangan Islam dan bahasa
                                    Melayu terus berlangsung secara bersamaan menjangkau banyak wilayah di
                                    Indonesia.  Perkembangan di atas mecapai puncaknya pada abad ke-16 dan
                                              13
                                    17 di Kerajaan Aceh. Namun, sebelum masuk pada pembahasan masa kerajaan
                                    Aceh, beberap hal menyangkut aspek kebahasaan penting diberikan di sini.











                                    Melayu Pra-Klasik: Perkembangan di Abad ke-15





                                    Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, proses peralihan dari Bahasa Melayu
                                    lama yang didominasi bahasa Sanskrit ke Bahasa Melayu pra-klasik, atau disebut
                                    juga sebagai Bahasa Melayu arkhais, menjadi satu ciri utama perkembangan
                                    pada masa Kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-14. Peralihan tersebut
                                    dicirikan terutama oleh penggunaan Huruf Jawi  (aksara Arab), sebagai wujud
                                    adopsi unsur-unsur Arab-Islam yang makin berpengaruh dalam perkembanagn
                                    sosial-politik dan ekonomi pada periode tersebut. Proses serupa terus berlanjut
                                    pada masa Kerajaan Malaka di abad ke-15. Prasasti Pengkalan Kempas, yang
                                    berangka tahun 1467, penting dijelaskan di sini. Prasasti tersebut mulanya
                                    dipahat dalam huruf Kawi, kemudian dilanjutkan dengan Huruf Jawi . Hal ini
                                    jelas menegaskan ciri peralihan yang sudah dimulai sejak masa Samudera Pasai.


                                    Selain itu, periode perkembangan abad ke-15 ini, seperti halnya masa
                                    Samudera Pasai, juga melahirkan sejumlah naskah Melayu yang terkait dengan
                                    perkembangan Islam dan Kerajaan Malaka. Dua hikayat tentang nabi berikut
                                    ini, Hikayat Nabi Yusuf dan Hikayat Nabi Sulaiman, adalah dua naskah Melayu
                                    yang lahir di Kerajaan Malaka. Dua naskah tersebut berisi cerita tentang dua
                                                                                                             14
                                    nabi yang memang terkenal di dunia Muslim, Nabi Yusuf dan Nabi Sulaiman.
                                    Kedua naskah tersebut memperkaya pengetahuan orang Melayu tentang kisah
                                    nabi yang sudah dimulai sejak Samudera Pasai.

                                    Naskah lain yang sangat sentral dalam sejarah Malaka adalah Sejarah Melayu.
                                    Teks ini termasuk salah satu yang tertua dalam sejarah sastra Melayu, dan






                    38
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57