Page 82 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 82

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                                    Kecuali itu sastra Melayu memiliki pengaruh yang luas melampui batas
                                    geografis  dari  tempat  tinggal  orang-orang  Melayu.  Sastra  Jawa,  yang  tidak
                                    kalah kaya dan beragam khazanahnya, hanya berpengaruh di pulau Jawa, Bali,
                                    Lombok, Madura dan Palembang. Sastra Melayu menanamkan pengaruh di
                                    seluruh pelosok Nusantara termasuk di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
                                    dan Maluku. Keluasan pengaruhnya itu adalah akibat dari penyebaran Islam
                                    yang sejak lama menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa penyebaran agama
                                    dan  sekaligus  bahasa pengantar  di  lembaga-lembaga  pendidikan  Islam.  Di
                                    daerah-daerah di mana agama Islam menyebar dan menjadi agama penduduk
                                    setempat, pembacaan dan penyalinan teks-teks Melayu Islam telah mendorong
                                    berkembangnya sastra-sastra Islam dalam bahasa setempat seperti Jawa, Sunda,
                                    Aceh, Minangkabau, Mandailing, Lampung, Bugis, Makassar, Banjar, Madura,
                                    Sasak, dan lain sebagainya.

                                    Bukti luasnya pengaruh sastra Melayu dapat dilihat pada kolofon-kolofon yang
            Bukti luasnya pengaruh   tercantum pada sejumlah naskah Melayu. Dalam kolofon-kolofon itu dinyatakan
             sastra Melayu dapat
             dilihat pada kolofon-  bahwa teks-teks Melayu itu ditulis, dibaca dan juga disalin di berbagai tempat
            kolofon yang tercantum   dari Aceh sampai Maluku. Henri Chamber-Loir menyebutkan bahwa ada tiga
             pada sejumlah naskah   daftar dari judul karya-karya Melayu klasik abad ke-16 dan 17 M ditemukan di
            Melayu. Dalam kolofon-  Sumatra, Jawa, Sulawesi dan Maluku.  Di dalam daftar tersebut terdapat teks-
                                                                        1
            kolofon itu dinyatakan
               bahwa teks-teks      teks Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Inderaputra, Hikayat Iskandar Zulkarnaen,
              Melayu itu ditulis,   Hikayat Isma Yatim, Hikayat Khalila dan Dimna, Hikayat Muhammad Ali Hanafiah,
            dibaca dan juga disalin
            di berbagai tempat dari   Hikayat Nabi Yusuf, Hikayat Nabi Bercukur, Hikayat Rabiatul Adawiyah, Hikayat
             Aceh sampai Maluku     Nabi Bermi’raj, Hikayat Burung Pinggai  dan  Taj al-Salatin.  Yang terakhir ini
                                    adalah sastra ketatanegaraan yang dikarang oleh penulis Aceh akhir abad ke-
                                    16 M  Bukhari al-Jauhari. Selain itu juga terdapat empat belas kitab keagamaan
                                    (risalah tasawuf dan fiqih) dan sumber-sumber sejarah lokal seperti Hikayat Aceh,
                                    Hikayat Ambon, Tanah Hitu, Salasilah Raja-raja Bugis, Salasilah Raja-raja Banten,
                                    Sulalat al-Salatin dan Syair Perang Makassar. Dalam koleksi Sultan Zainal Abibin
                                    di Banten abad ke-17 M ditemukan pula naskah berisi syair-syair dan risalah
                                    tasawuf karangan Hamzah Fansuri dan para pengikutnya abad ke-16 M.  2

                                    Luasnya pengaruh sastra Melayu itu, dan perannya sebagai pembentuk dasar-
                                    dasar pandangan hidup (way of life), gambaran dunia (Weltanschauung)¸ pola
              Luasnya pengaruh      pikir dan nilai-nilai Islam, tergambar dalam hikayat-hikayat Melayu sendiri
              sastra Melayu itu,    beserta syair-syair tasawuf dan keagamaannya. Banyak faktor yang membuat
             dan perannya sebagai
            pembentuk dasar-dasar   sastra Melayu menyebar luas dan berkembang pesat pada abad ke-16 dan
            pandangan hidup (way    17 M. Pertama-tama, karena teks-teks Melayu itu ditulis dengan aksara Arab
            of life), gambaran dunia   Melayu atau tulisan Jawi. Tuntutan mengenal aksara Jawi adalah syarat bagi
              (Weltanschauung)¸
              pola pikir dan nilai-  seorang yang ingin mempelajari agama Islam, sedangkan teks-teks yang harus
             nilai Islam, tergambar   dibaca adalah karangan-karangan atau kitab berbahasa Melayu. Aksara Jawi
            dalam hikayat-hikayat   sendiri sebagai wahana bahasa Melayu mulai dipakai pada akhir abad ke-13 M
            Melayu sendiri beserta   di Samudra Pasai, kerajaan Islam pertama di Nusantara yang berperan sebagai
            syair-syair tasawuf dan
               keagamaannya.        pusat awal penyebaran agama Islam. Faktor berikutnya adalah ditetapkannya
                                    bahasa  Melayu  menjadi  bahasa  pengantar  di  lembaga  pendidikan  Islam  di





                    68
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87