Page 86 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 86
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Banyak juga tokoh, kejadian, dan lain sebagainya dalam al-Quran
ditransformasikan menjadi symbol-simbol atau imaji-imaji puitik yang simbolik
oleh para penulis Muslim seperti `Attar, Rumi, Hamzah Fansuri dan Muhammad
Iqbal. Kisah-kisah teladan tak kurang banyaknya termasuk kisah Nabi Yusuf dan
Musa a.s., juga kisah Nabi Ayub. Dalam kisah Ayub ditekankan ketangguhan
moral melawan penderitaan. Semua itu menjadi bahan verbal dan sumber ilham
tidak habis-habisnya dalam penulisan sastra. Khazanah sastra Islam sangat kaya
dengan kisah nabi-nabi dengan berbagai versi dan penekanan masalah. Kisah-
kisah itu tidak hanya menjadi bahan bacaan orang dewasa, tetapi bacaan remaja
dan anak-anak. Ada yang ditulis dalam bentuk prosa dan ada yang ditulis dalam
bentuk puisi. Mungkin dasar cerita yang diangkat sama, tetapi penuturannya
secara estetik berbeda. Semua itu tergantung pada kreativitas pengarang atau
penyair.
Bahan verbal yang tidak kalah penting bagi penulisan sastra ialah perjalanan
Bahan verbal yang hidup Nabi Muhammad s.a.w sejak lahir sampai masa beliau ditetapkan sebagai
tidak kalah penting rasul dan perjuangannya menegakkan ajaran Islam sehingga akhirnya wafat.
bagi penulisan sastra
ialah perjalanan hidup Bahan verbal atau cerita berikutnya bagi sastra Islam ialah hikayat para wali atau
Nabi Muhammad s.a.w orang suci, pejuang-pejuang Islam awal hingga mutkahir, cerita-cerita rakyat
sejak lahir sampai yang hidup di kalangan masyarakat Muslim. Cerita-cerita itu muncul sebagai
masa beliau ditetapkan pelipur lara dalam sebuah cerita berbingkai seperti Seribu Satu Malam dan
sebagai rasul dan
perjuangannya Hikayat Bayan Budiman, atau dijadikan cerita lepas sebagai kisah pelipur lara
menegakkan ajaran dan juga alegori sufi. Kisah-kisah berhubungan dengan munculnya kerajaan-
Islam sehingga
akhirnya wafat kerajaan Islam serta para penguasanya tidak kurang penting. Ia melahirkan
banyak sekali karya bercorak sejarah atau hikayat sejarah seperti Hikayat Raja-
raja Pasai, Hikayat Aceh, Sejarah Melayu, Hikayat Moko-moko, Salasilah Melayu
dan Bugis, Tuhfat al-Nafis, dan lain sebagainya. Dari sejarah juga dinukil peristiwa
yang berkaitan tokoh peperangan atau pahlawan dan ini melahirkan hikayat
perang (epic) khas bercorak Islam seperti Hikayat Muhammad Ali Hanafiyah,
Hikayat Hasan dan Husin, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Iskandar Zulkarnain
dan lain sebagainya. Termasuk juga ke dalamnya hikayat sejarah lokal seperti
Hikayat Hang Tuah, Hikayat Imam Bonjol, dan lain sebagainya.
Berdasarkan bahan verbal atau bahan cerita atau sumber ilham yang telah
dikemukakan, Ali Ahmad dan Siti Hajar Che’ Man mengelompokkan sastra
Melayu Islam ke dalam dua belas kelompok : (1) Hikayat tentang Nabi
Muhammad s.a.w. Bahan verbalnya diambil dari riwayat hidup dan perjuangan
Rasulullah; (2) Hikayat-hikayat tentang Para Nabi. . Bahan verbal diambil dari
al-Quran dan sumber-sumber lain termasuk Perjanjian Lama; (3) Kisah-kisah
tentang Para Sahabat Nabi seperti Abu Bakar Siddiq, Umar bin Khattab, Usman
bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan lain sebagainya; (4) Hikayat Raja-raja dan
Pahlawan Islam. Sumbernya sejarah Islam pada masa permulaan penyebarannya.
Disebut juga sebagai Hikayat Perang; (5) Hikayat-hikayat tentang orang Salih,
yaitu para wali pada zaman berkembangnya agama Islam di negeri Arab,
72