Page 85 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 85
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
budaya serta tradisi intelektual Islam sendiri dari abad ke-8 – 13 M, menyediakan
banyak bahan verbal yang sangat kaya sebagai sumber penulisan sastra.
Al-Quran sebagai kitab suci Islam mengandung nilai sastra yang tinggi.
Pengaruhnya tidak diragukan lagi sangat besar bagi perkembangan sastra Islam,
khususnya sebagaimana diperlihatkan sastra Arab dan Persia yang darinya
penulis-penulis Melayu menjadikan keduanya sebagai sumber acuan. Al-Qur’an
juga membangkitkan perkembangan ilmu bahasa, teori sastra dan puitika yang
mengagumkan, yang semua itu bukan saja tampak pengaruhnya pada sastra
Arab melainkan juga sastra Persia, Urdu, Turki Usmani, dan Melayu Nusantara.
Di dalam al-Quran terdapat banyak kisah yang menarik, khususnya kisah nabi-
nabi seperti kisah Nabi Yusuf dan Musa, yang disajikan secara khas dan menarik.
Pola pengisahan nabi-nabi dalam al-Quran mempengaruhi corak pengisahan
dalam sastra. Ismail L. Faruqi mengemukakan bahwa al-Quran memiliki unsur-
unsur estetika yang kaya dan mempengaruhi perkembangan sastra Islam.
5
Unsur-unsur tersebut ialah: Pertama, walau ayat-ayat al-Quran bukan puisi
atau prosa berirama yang murni menurut ukuran sastra Arab kala kitab itu
diturunkan, namun banyak dari ayat-ayatnya mengandung persamaan rima
dan sajak, sehingga dapat dirasakan sebagai sentuhan puitik yang sugestif.
Kedua, kitab al-Quran disusun menggunakan kata-kata dan frase yang
maknanya dapat disesuaikan dengan berbagai konteks persoalan kehidupan
manusia. Ketiga, setiap ayat atau frase mengimbangi susunan bahasa dan ayat-
ayat yang telah mendahuluinya. Ini membuat susunan ayat dan frase dalam
al-Quran tampak rapi (tawazun). Keempat, kias atau simpulan bahasa dalam
al-Quran mengandung konsep yang kaya dan unsur pengajaran atau hikmah
yang berpengaruh sebagaimana dalam karangan sastra. Kelima susunan bahasa
al-Quran yang rapi dan sempurna itu membuat ayat-ayatnya tampak sebagai
karya seni yang tinggi, dan memberi ilham bagi lahirnya bentuk-bentuk seni
puisi, music, dan seni suara yang unggul. Keenam, gaya bahasa al-Quran itu
ringkas, tegas dan efektif, serta langsung menyentuh pembacanya. Pengaruh
bahasa al-Quran itu tampak pada hadis Nabi. Keempat, struktur teks al-Quran
mencampur aspek pembicaraan tentang peristiwa yang telah silamm sedang
berlangsung dan akan atau mungkin terjadi. Ini memberikan tuntunan bagi
penulisan puisi yang baik. Ketujuh, al-Quran mengandung banyak kisah dan Penekanan dalam
perumpamaan yang masing-masing disampaikan secara khusus dan menarik, kisah-kisah itu ialah
dan ini mendorong timbulnya genre-genre baru dalam sastra Islam. Ada kisah watak dan kepribadian
tokoh, ciri peristiwa
yang disampaikan secara panjang lebar seperti kisah Nabi Yusuf a.s., ada kisah dan klasifikasi peristiwa
yang disampaikan penuh hikmah serta kaya pesan moral dan keruhanian seperti dengan makna dan
kisah Nabi Musa a.s. Di antaranya dalam surat al-Kahfi yang mengisahkan tujuh konteks yang berbeda.
Sering kisah itu
orang penghuni gua yang setelah lebih tiga ratus tahun mati hidup kembali. disampaikan melalui
Penekanan dalam kisah-kisah itu ialah watak dan kepribadian tokoh, ciri dialog, seolah-olah al-
Quran menggunakan
peristiwa dan klasifikasi peristiwa dengan makna dan konteks yang berbeda. seorang pencerita yang
Sering kisah itu disampaikan melalui dialog, seolah-olah al-Quran menggunakan arif.
seorang pencerita yang arif. 6
71