Page 553 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 553
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3
90
untuk memudahkan penilaian kinerjanya. BMT
berkembang di masa Orde Baru yang pendirian
dan operasionalnya tidak secara masif dan terbuka
di masyarakat. Hal ini dikhawatirkan mendapat
tekanan atau larangan dari pemerintah. Karena
bersifat sosial dan ekonomi, kegiatan usaha BMT
tidak mengalami hambatan yang berarti. Namun,
usaha ini pada tahun 1980 masih sembunyi-
sembunyi karena aturan tentang ini juga belum
ada. Kegiatan BMT dilakukan secara terbuka pada
tahun 1990an yaitu setelah keluarganya UU no. 7
tahun 1992 yang mengizinkan praktek ekonomi
berdasarkan sistem bagi hasil. Seperti di jelaskan
di atas, UU ini juga lahir sebagai respon atas Sebuah Baitul Mal di daerah
berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI), dan tahun ini itu dianggap sebagai Ciputat, Tangerang. BMT
periode masa harmonis Soeharto dengan kelompok Islam. Bahkan, dalam berperan mengelola dan
perkembangannya BMT mendapat dukungan pemerintah dengan peluncuran menyalurkan dana BAZIS dengan
sistem bagi hasil.
gerakan nasional pada tahun 1996. Hingga saat ini perkembangan BMT lebih Sumber: Direktorat Sejarah dan Niai Budaya
dari 4000 unit. Cikal bakal berdirinya Dompet Dhu’afa juga dimotori para aktifis
BMT, di antara tokohnya adalah Eri Sudewo.
Cara kerja BMT serupa dengan koperasi, yaitu dengan menerapkan simpanan
pokok dan dapat didirikan dengan jumlah anggota minimal 20 orang. Yang
membedakannya adalah, sistem syariah, terutama bagi hasil, menjadi praktek
utama dalam usahanya. Akad-akad yang umum dipraktekkan adalah musyarakah
(usaha kongsi) penyertaan modal, mudharabah (bertindak menjalan usaha dari
modal BMT dikenal dengan mudharib) dan murabahah (akad jual beli dengan
pembayaran melalui sistem angsuran). Tujuan BMT bersifat sosial dan ekonomi
91
untuk pemberdayaan masyarakat, dan menghindari dari praktek rentenir yang
merugikan. Sebab itu, sistem pinjaman BMT tidak menggunakan agunan dan
bunga, tetapi bagi hasil atau qard al-hasan, mengembalikan pinjaman hanya
modal pokoknya saja. Pinjaman yang bersifat qard al-hasan biasanya diambil dari
dana ZIS. Dapat dikatakan bahwa sistem BMT lebih merakyat dan menjangkau
pedesaan dari pada Bank Syariah. Karena posisinya yang berdampingan dengan
masyarakat bawah, BMT bisa menyentuk masyarakat usaha kecil yang belum
mampu mengajukan proposal pinjaman kepada bank-bank besar seperti Bank
Muamalat Indonesia.
Seperti halnya lembaga zakat, BMT juga menerima dan menyalurkan dana
ZIS baik dari lembaga zakat lainnya atau yang dihimpun secara mandiri. Dana
ZIS digunakan untuk qard al-hasan (pinjaman lunak dimana nasabah hanya
mengembalikan modal pokoknya saja). Prinsip qard al-hasan adalah bantuan
semata dan dana ini bisa bergulir ke nasabah lainnya. Di samping penyaluran
dana, BMT juga berperan dalam penguatan sosial keagamaan, di mana para
nasabah yang menjadi mitra BMT mendapatkan bimbingan keagamaan dan
pengayaan kehidupan spiritualnya. 92
537