Page 550 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 550
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3
Cara kerja BAZ adalah melakukan pengelolaan zakat mulai dari perencanaan,
pengumpulan, pengeluaran dan pendayagunaan zakat hingga pelaporannya.
Berbagai media digunakan untuk mengembangkan pengelolaan zakat di BAZ,
yaitu melalui pengajian, publikasi di media masa, radio dan televisi. Peningkatan
kompetensi pengurus juga dilakukan melalui training. Pada tingkat kelurahan/
desa zakat dikumpulkan oleh para amil langsung dari warga untuk disalurkan
kepada para mustahiknya setelah mendapatkan persetujuan Majlis Ulama
Jawa Barat. Terdapat dua model pengumpulan zakat: amilin masyarakat dan
amilin unit. Amilin masyarakat bekerja untuk wilayah di setiap RT/RW dan
DKM setempat, sementara amilin unit bekerja pada instansi pemerintah seperti
sekolah, kantor dan perusahaan.
Hasil zakat yang dikumpulkan amilin masyarakat disetorkan ke desa/kelurahan,
sedangkan amilin unit diserahkan ke BAZ kecamatan atau ke BAZ kota. Setiap
pembayar zakat menerima kupon bukti pembayaran. Hasil pengumpulan zakat
di tingkat desa dibagikan kepada mustahik (yang berhak menerima zakat),
selebihnya diserahkan ke tingkat kecamatan. BAZ kecamatan juga mengambil
jatahnya untuk dibagikan dan sebagiannya diserahkan ke BAZ kabupaten/kota
dan seterusnya. Penyerahan zakat yang disalurkan ke BAZ tingkat atas dilakukan
melalui bank BRI dan Bank Karya Pembangunan di ibu kota kabupaten/kodya.
Zakat yang dikumpulkan ini semuanya diambil dari zakat fitrah atau shadaqah
yang bersifat suka rela. Sementara zakat harta, belum dilakukan penghitungan
dan pengumpulan. 83
Hasil zakat yang terkumpul cukup besar untuk ukuran pada waktu itu, walaupun
hanya sebatas zakat fitrah. Sejak tahun 1981-1983, jumlah yang terkumpul
sebanyak 2 miliar rupiah, dan meningkat terus dari tahun 1985-1988 sebanyak
6,5 miliar rupiah di tahun 1988 dengan jumlah peningkatan yaitu 1 miliar rupiah
setiap tahunnya, dengan rata-rata peningkatan 25.58 persen. Jumlah penduduk
Jawa Barat tahun 1987 sekitar 30.971.113 jiwa.
Sistem pembagian zakat ini lebih difokuskan untuk pemberdayaan dan bantuan
masyarakat miskin di mana 60% disalurkan untuk fakir, miskin dan 2,5% untuk
muallaf (orang yang baru masuk Islam). Sisanya 25% untuk tujuan fi sabilillah
di DKM/RW, desa, kecamatan, kabupaten, dan propinsi dengan rincian jatah
terbesar pada tingkat DKM/RW hingga terkecil di propinsi. Bagian amilin 12,5
persen dibagikan kepada amil DKM/RW, desa, kecamatan dan kabupaten,
dengan porsi terbesar mulai diberikan pada DKM/RW. Sistem pengumpulan dan
pendistribusian zakat model ini, khususnya di Jawa Barat telah menggunakan
sistem pemerintah, setelah keluarnya persetujuan presiden pada tahun 1968
seperti yang dijelaskan di atas. 84
534