Page 545 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 545
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3
Sejak berdirinya, keterlibatan Muhammadiyah dalam ekonomi sangat menonjol
seperti dalam hal zakat dan wakaf. Lembaga ekonomi dalam bentuk koperasi
juga dikembangkan Muhammadiyah sebagai upaya untuk membasmi praktek
eksploitatif oleh para rentenir. Peran koperasi adalah memberikan peluang
kepada para anggotanya untuk menyimpan dan meminjam uang untuk usaha
dan memberikan kontribusi keuntungan dari usahanya bagi koperasi. Upaya
untuk mengembangkan bisnis terus dilakukan, yaitu dengan mendirikan BPR
(Bank Perkreditan Rakyat) di beberapa daerah pada tahun 1990an. Komite
ekonomi Muhammadiyah dalam pertemuan 23-25 Desember 1989 membuat
rencana mendirikan ratusn BPRS. Lembaga keuangan ini menjadi milik
anggota Muhammadiyah dengan saham yang mereka tanamkan di samping Pada awal tahun 1990,
Muhammadiyah mula
Muhammadiyah sebagai organisasi akan terlibat dalam pembiyaan dan melakukan perjanjian
manejemen. Mekanisme transaksi dan operasional BPRS ini masih menggunakan kerjasama dengan
sistem bunga, walaupun masih menjadi perdebatan kehalalannya. 64 Group Matahari,
PT Masagung,
Supermarket Hero,
Seperti dijelaskan di atas, pebisnis Cina memiliki keunggulan dan pengalaman BCA, Lippo Bank dan PT
dalam bisnis. Seperti halnya NU, Muhammadiyah juga mencoba menjalin Asuransi Jiwasraya.
usaha dengan Cina keturunan. Pada tanggal 13 Mei 1990, Muhammadiyah
mengundang para pengusahan retail seperti Grup Matahari, PT Masagung dan
Supermarket Hero untuk melakukan dialog dan penjajakan kerjasama berupa
usaha patungan, pemasaran produk yang dihasilkan anggota Muhammadiyah,
pelatihan dan bantuan teknis usaha anggota Muhammadiyah. Kerjasama juga
dilakukan dengan perbankan swasta berbasis bunga seperti Bank Central
Asia (BCA) dan Lippo Bank. Kedua bank itu menyatakan kesediaannya untuk
mengembangkan dana BPR Muhammadiyah dan bantuan training manajemen
bagi para pengelolanya. Pada 27 April 1992, Muhammadiyah juga berusaha
menjalin kerjasama dengan PT Asuransi Jiwasraya untuk menjamin keamanan
sosial para siswa, guru, dosen dan pegawainya. Tanggungan yang dibiayai oleh
asuransi ini termasuk dana pensiun, kesejahteraan keluarga, bantuan kecelakaan
dan kematian. Intinya, usaha Muhammadiyah ini adalah untuk merealisasikan
program pengembangan ekonomi bagi umat Islam. Yang menarik, praktek
asuransi model ini bagi Muhammadiyah bukan sesuatu yang melanggar
hukum. 65
Ekspansi Muhammadiyah dalam bidang sosial, pendidikan dan ekonomi dikenal
dengan Amal Usaha Muhammadiyah. Capaian dalam bidang ini sangat signifikan
yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Dalam bidang pendidikan,
hingga saat ini (2013) terdapat 4.623 TK/TPQ, 2.604 Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah, 1772 Sekolah menengah Atas/MTs, 1143 Sekolah Menengah Atas/
SMK/MA, 67 pesantren, 172 Perguruan Tinggi, 47 Rumah Sakit PKU, 217
poliklinik, 82 Rumah Bersalin, 318 Panti Asuhan dan Asuhan Keluarga, 54 Panti
Jompo, 82 Rehabilitasi Cacat, 71 SLB, 6.118 Masjid dan 5.080 Mushala serta
20.945.504 M2 tanah.
529