Page 35 - PROSIDING KONFERENSI NASIONAL SEJARAH X Budaya Bahari Dan Dinamika Kehidupan Bangsa Dalam Persepektif Sejarah Jakarta, 7 – 10 November 2016 Jilid VII
P. 35
PERBINCANGAN tentang hubungan antara pendidikan dan peradaban ibarat aur dan
tebing, sekedar meminjam metafora Minangkabau untuk menggambarkan hubungan
simbiosisis mutalistik yang saling mengokohkan dalam kehidupan sehari-hari.
Keduanya berkait kulindan. Yang satu bergantung pada yang lain. Jatuh satu, jatuh
keduanya dan sebaliknya saling menguatkan. Pendidikan dalam pengertian umum
ialah suatu tindakan atau pengalaman yang memiliki efek formatif terhadap pikiran,
karakter dan kemampuan pisik (keterampilan) seseorang melakukan sesuatu. Dalam
pengertian yang lebih teknis pendidikan merupakan proses menstransformasikan
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sebagai suatu disiplin pendidikan berkenaan dengan pelbagai metode belajar-
mengajar di lembaga pendidikan atau di lingkungan mirip sekolah sebagai pasangan
dari pendidikan informal atau non-formal.
Transmisi pengetahuan di zaman nenek moyang berlangsung lewat mengingat dan
menulis di atas kulit kayu atau tulang. Akumulasi pengetahuan dan pengalaman dari
waktu ke waktu mendorong terciptanya penemuan baru (innovation and discovery).
Penemuan baru selanjutnya menciptakan teknologi yang lebih tinggi. Teknologi
sejatinya adalah alat memperlengkapi manusia untuk memperoleh pengetahuan
(informasi) dan nilai secara lebih baik dan lebih sederhana. Transfer pengetahuan dan
teknologi pada gilirannya juga menciptakan hubungan-hubungan sosial. Di situ
komunikasi menjadi medium utama transmisi pengetahuan. Semakin intens
pendayagunaan komunikasi semakin tinggi pula keterlibatan dan saling
ketergantungan antara anggota masyarakat dalam dinamika perubahan budaya
sebagai basis peradaban.
Pendidikan pada dasarnya menjadi kunci untuk mengangkat derjat sumber daya
manusia dan kehidupan sosial budaya karena hanya dengan pendidikan manusia
menstransformasikan nilai-nilai kehidupan masyarakat menuju peradaban.
Peradaban adalah suatu yang kompleks. Pada dasarnya ia identik dengan dan berakar
pada kebudayaan, yaitu kebudayaan yang telah disuling (refinery). Karena itu sering
dikatakan bahwa peradaban adalah wujud yang lebih tinggi dan halus daripada
kebudayaan. Inti peradaban terletak pada kualitas terbaik alam fikiran (excellent
thoughts), tatakrama dan merasa (feeling and taste). Maka dapat dimengerti kalau
Will Durant, penulis sebelas jilid buku The Story of Civilization (1935-1975) ―
menyebut pendidikan adalah transmisi peradaban. Idealisme pendidikan modern di
mana pun sejatinya mengandung pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai. Inilah
yang menjadi titik perhatian utama dalam implementasi pendidikan dari satu
generasi ke genarasi baik lewat institusi-insitusi pendidikan formal maupun informal
dan non-formal.
Dengan demikian hubungan antara pendidikan dan peradaban tak dapat dipisahkan,
tetapi sebaliknya bersifat komplimenter. Pendidikan merupakan medium dengan
mana peradaban dipelihara dan dikembangkan. Itulah sebabnya keduanya ibarat
“aur dan tebing”. Pendidikan menguatkan jalan menuju peradaban, sementara
peradaban bertanggung-jawab mengejawantahkan nilai-nilai kebajikan yang
terberikan oleh pendidikan dalam kehidupan. Pendidikan mengantarkan kita ke
4