Page 73 - PROSIDING KONFERENSI NASIONAL SEJARAH X Budaya Bahari Dan Dinamika Kehidupan Bangsa Dalam Persepektif Sejarah Jakarta, 7 – 10 November 2016 Jilid VII
P. 73

28


                d. Mengumpulkan makanan dan berburu
               e. Makanannya daging dan tumbuhan
               Dari  penjelasan  di  atas,  apakah  Anda  sudah  memahami  bahwa  Homo  Erectus  ternyata
               usianya lebih muda jika dibandingkan dengan Meghanthropus Palaeojavanicus.
               Para ilmuwan awalnya menganggap hasil temuan E. Dubouis (Homo Erectus) bukan
               termasuk garis keturunan manusia, tetapi setelah adanya temuan fosil oleh Von Koenigswald
               dari lapisan jetis/pleistocen bawah, maka seluruh ilmuwan mengakui bahwa fosil-fosil yang
               ditemukan Von Koenigswald lebih tua umurnya jika dibandingkan dengan Homo Erectus
               yang ditemukan oleh E. Dubouis.
               c. Homo Sapiens
                        Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama
               dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan
               mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.
               Ciri jenis Homo :
               a. Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu
               b. Muka dan hidung lebar
               c. Dahi masih menonjol
               d. Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya
               Jenis fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari:
               1.  Fosil  manusia  yang  ditemukan  di  daerah  Ngandong  Blora  di  Sangiran  dan  Sambung
                  Macan, Sragen, lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 - 1934. Fosil ini setelah diteliti
                  oleh  Von  Koenigswald  dan  Weidenreich  diberi  nama  Homo  Sapien  Soloensis  (Homo
                  Soloensis).
                  2.  Fosil  manusia  yang  ditemukan  di  Wajak  (Tulung  Agung)  tahun  1889      oleh  Van
                  Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis kemudian diberi nama menjadi Homo Sapiens
                  Wajakensis.
                       Kebudayaan Paleolitikum di Indonesia ditemukan di daerah Pacitan dan Ngandong,
                 maka sering disebut Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.
               1) Kebudayaan Pacitan
                       Alat-alat kebudayaan Pacitan ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun1935. Di
                  daerah Pacitan banyak ditemukan alat-alat dari batu yang masih sangat  kasar. Alat-alat
                  tersebut berbentuk kapak, yakni kapak perimbas (chooper), karena tidak memakai tangkai
                  maka disebut Kapak Genggam. Alat budaya Pacitan diperkirakan dari lapisan pleistosen
                  tengah  (lapisan  Trinil);  sedangkan  pendukung  kebudayaan  tersebut  ialah  Pithecantropus
                  erectus. Kapak Genggam selain ditemukan di Pacitan, juga ditemukan di Sukabumi dan
                  Ciamis (Jawa Barat), Parigi dan Gombong (Jawa Tengah), Bengkulu dan Lahat (Sumatra
                  Selatan), Awangbangkal  (Kalimantan Selatan), dan Cabenge (Sulawesi  Selatan),  Flores,
                  dan Timor. Selain Kapak Genggam, juga dikenal jenis lain, yakni alat Serpih (flake).
               2) Kebudayaan Ngandong
                       Di  sekitar  daerah  Ngandong  dan  Sidorejo  (dekat  Ngawi,  Madiun,  Jawa  Timur)
                  didapatkan banyak alat-alat dari tulang di samping kapak-kapak genggam dari batu. Alat-
                  alat Kebu-dayaan Ngandong ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1941 dan yang
                  banyak ditemukan alat-alat dari tulang (semacam alat penusuk = belati),dan tanduk rusa
                  terutama di gua.
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78