Page 76 - PROSIDING KONFERENSI NASIONAL SEJARAH X Budaya Bahari Dan Dinamika Kehidupan Bangsa Dalam Persepektif Sejarah Jakarta, 7 – 10 November 2016 Jilid VII
P. 76

2







                           didukung  oleh  kondisi  geografis  dunia  yang  seperduanya  adalah  laut.    Faktor
                           inilah yang menjadi dasar untuk memahami berbagai dinamika awal sejarah dan
                           migrasi manusia, dan karenanya sejarah maritime itu sangat penting dipelajari dan

                           diperkenalkan kepada peserta didik.
                                  Kegiatan pelayaran dan perdagangan maritime pada prinsipnya melibatkan

                           para pelaku dalam usaha untuk mencari  keuntungan  ekonomi (vent for surplus)
                           dan pertukaran budaya (cross cultural trade). Pelayaran samudera yang dilakukan

                           bangsa Barat (Eropa) yang mengantarkan mereka pada pencapaian “daerah baru”
                           dalam  perkembangannya  menciptakan  kolonisasi  di  berbagai  belahan  dunia,

                           bahkan  berkembang  menjadi  praktik  imperialisme.  Walaupun  hal  itu,  nantinya
                           telah  juga  membawa  proses  transformasi  budaya  pada  masyarakat  dan  suku
                           bangsa  yang  didatanginya,  sehingga  terjadi  proses  adopsi  budaya  yang  makin

                           memperkaya khasanah kebudayaan dunia.
                                  Perjalanan  sejarah  bangsa  Indonesia  pun  tidak  bisa  dilepaskan  dari

                           dinamika  kemaritima  dunia.  Tersedianya  ragam  komoditi  niaga  di  berbagai
                           wilayah di kepulauan nusantara, seperti lada, cengkeh, kapur barus, kayu manis,
                           kopi,  dan  pala,  telah  menarik  perhatian  bangsa-bangsa  untuk  mencari  pusat-

                           rempah  tersebut.  Lembaran  sejarah  dunia  pun  diwarnai  oleh  rekaman  aktivitas
                           pelayaran  dan  perniagaan  serta  berbagai  peristiwa  politik  yang  menarik  untuk

                           dipelajari.
                                  Selain orientasi ekonomi dan poltik atau kekuasaan, perdagangan maritime

                           juga menjadi “benang sutera” budaya, meminjam istilah Jacob Cornelis van Leur
                           (1967),  sepanjang  pantai  d  Asia  Tenggara,  khususnya  kepulauan  nusantara.

                           Persebaran  agama-agama  besar  dunia  menyertai  perkembangan  kegiatan
                           pelayaran  dan  perniagaan  maritime.  Tidak  heran,  apabila  dinamika  itu  dalam
                           pandangan  Schrieke  (1960)  melahirkan  perlombaan  memperoleh  umat  antara

                           penganut  agama,  khususnya  Islam  dan  Kristen.  Jauh  sebelum  dinamika  itu,
                           aktivitas   perdagangan   maritime   telah   mengantarkan   persebaran   dan

                           perkembangan agama Hindu-Budha di Asia Tenggara kepulauan.
                                  Mengingat hal tersebut, pembelajaran sejarah maritime sangat penting bagi

                           peserta didik mulai dari TK, Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Tujuannya
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81