Page 164 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 164
R. M. T. A. Soerjo 151
HARI-HARI TERAKHIR
Di Kediri, Gubernur Soerjo menjalankan tugas-tugasnya yang
tertunda akibat perang di Surabaya. Ia memfokuskan pembenahan
struktur ekonomi daerah lewat pertanian. Sejarah mencatat, Jawa
Timur pada era Soerjo merupakan salah satu daerah penyumbang
terbesar bantuan beras Indonesia ke India yang tengah dilanda
kelaparan.
47
Ketika tentara Belanda—yang menyelinap di balik Sekutu—
mendekati wilayah Kediri, pemerintah Jawa Timur pindah ke Malang
pada Februari 1947. Saat Gubernur Soerjo berkantor di kota berhawa
sejuk itu, terselenggara Sidang Lengkap KNIP yang ketiga pada 25
Februari hingga 6 Maret 1947. Selanjutnya, pada Juni 1947,
Pemerintah RI yang pindah sementara dari Jakarta ke Yogyakarta
akibat agresi militer Belanda menghendaki Soerjo menjadi wakil
ketua Dewan Pertimbangan Agung mendampingi R. A. A.
Wiranatakusumah sebagai ketua. Ketika menjadi Wakil Ketua DPA
itulah, takdir hidup Soerjo ditentukan.
48
Pertengahan September 1948, Partai Komunis Indonesia
pimpinan Muso melancarkan gerakan melawan pemerintahan
Sukarno-Hatta. Pada mulanya fokus gerakannya di Solo dan Madiun,
namun berhasil dipukul mundur oleh TNI hingga ke pelosok-pelosok
di Jawa Timur. Dalam gerakan mundur itulah, pada November 1948,
PKI melakukan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap
feodal. Salah seorang yang menjadi korban pembunuhan adalah adik
laki-laki Soerjo yang bernama R. M. Sardjoeno yang kala itu menjabat
Wedana Sepanjang.
Soerjo yang saat itu tengah berada di Yogyakarta, sangat
berduka dengan kematian adik tercinta. Namun, berhubung tugas-
tugasnya sebagai Wakil Ketua DPA tidak bisa ditinggalkan, ia tidak
bisa langsung mengikuti pemakaman Sardjoeno. Baru pada 10
November 1948, Soerjo berkesempatan ikut memperingati 40 hari
kematian sang adik di Madiun. Maka, usai mengikuti upacara
peringatan Hari Pahlawan, Soerjo berkemas ke Madiun dengan hanya