Page 163 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 163

150      Gubernur Pertama di Indonesia



                      Kami tidak pernah ingin menyerang.
                      Tetapi kami akan mempertahankan hak-hak kami. Sebagai
                   suatu  bangsa  yang  mencintai  kebebasan,  kami  berada  di
                   pihak  yang  benar.Kami  hanya  menghendaki  kebenaran.
                   Terpujilah selalu, Tuhan Yang Maha Tinggi.

                   Tentara  Inggris  sempat  terkejut  menghadapi  perlawanan
            rakyat  Surabaya.  Di  hari  kedua,  tiga  pesawat  Mosquito  ditembak
            jatuh.  Termasuk  yang  membawa  Brigadier  Robert  Guy  Loder
            Symonds,  Komandan  Detasemen  Artileri  Pasukan  Inggris,  terkena
            tembakan PSU Bofors 40 (sejenis senjata penangkis serangan udara
            milik KNIL) yang dikendalikan oleh sekelompok veteran Heiho yang
            berpengalaman  menghadapi  pesawat-pesawat  tempur  Amerika
            Serikat di palagan Halmahera dan Morotai.
                                                    44
                   Hingga pertempuran berakhir pada hari ke-21, korban tewas
            diperkirakan mencapai puluhan ribu jiwa. Menurut laporan dr. Moh.
            Suwandhi,  kepala  kesehatan  Jawa  Timur  yang  aktif  menangani
            korban pihak Indonesia, jumlah orang Indonesia yang tewas dalam
            pertempuran  itu  sekitar  16.000  jiwa. Di  pihak  Inggris,  sejak
            mendarat  di  Surabaya,  telah  kehilangan  sekitar  1.500  prajuritnya,
            termasuk dua jenderal  tewas dan 300 serdadu  Inggris Muslim asal
            India dan Pakistan yang diklaim pihak Indonesia telah menyebrang
            ke pihak mereka.
                            45
                   Kegubernuran dipertahankan mati-matian oleh para pemuda
            Surabaya. Kantor tempat para pemimpin Jawa Timur bekerja itu baru
            berhasil  dikuasai  pada  17  November  1945.  Begitu  pertempuran
            meletus  di  hari  pertama,  Gubernur  Soerjo  dan  para  stafnya,
            diamankan  ke  kawasan  Sepanjang.  Berhubung  terus-menerus
            dibombardir    tentara   Inggris,   tiga   hari   kemudian   Soerjo
            memindahkan lagi kantornya ke Mojokerto sebelum akhirnya  pada
            pertengahan November 1945 memilih Kediri sebagai pusat kegiatan
            pemerintahan Republik di Jawa Timur.
                                                 46
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168