Page 160 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 160

R. M. T. A. Soerjo      147



               “Merdeka  atau  Mati”  dan  Sumpah  Pejuang  Surabaya  sebagai
               berikut.
                      36

                      Tetap Merdeka!
                      Kedaulatan    Negara    dan    Bangsa    Indonesia    yang
                      diproklamirkan  pada  17  Agustus  1945  akan  kami
                      pertahankan       dengan      sungguh-sungguh,      penuh
                      tanggungjawab  bersama,  bersatu,  ikhlas  berkorban  dengan
                      tekad: Merdeka atau Mati!
                      Sekali Merdeka tetap Merdeka!
                      Surabaya, 9 November 1945, jam 18.46.

                      Gubernur  Soerjo  menerima  laporan  mengenai  keputusan
               para  pemuda  Surabaya.  Sementara,  Doel  Arnowo  menghubungi
               Jakarta dan berbicara langsung dengan Presiden Sukarno.  Presiden
               menyatakan  telah  memerintahkan  Menteri  Luar  Negeri  Soebardjo
               untuk meminta Jenderal Christison membatalkan ultimatum namun
               yang  bersangkutan  menolaknya.   Menurut  Soebardjo,  keputusan
                                               37
               akhir  sepenuhnya  di  tangan  Gubernur  Soerjo  secara  keseluruhan.
               Tampaknya,  pernyataan  dari  Jakarta  tersebut  menggusarkan
               Surabaya.  “Jawaban  macam  apa  itu!  Tidak  bilang  bertempurlah
               sampai darah penghabisan atau sekalian bilang menyerah saja. Tapi
               mereka  malah  bilang  “terserah  Surabaya.”  Pasti  akan  kami  jawab:
               kami akan berjuang!” kenang Roeslan Abdulgani.
                                                             38
                      Pada  akhirnya  Gubernur  Soerjo  memang  harus  mengambil
               keputusan.  Didampingi  Doel  Arnowo,  tepat  jam  21.00,  Gubernur
               berbicara di depan corong Radio Surabaya:

                      Saudara-saudara sekalian!
                      Pucuk  pimpinan  kita  di  Jakarta  telah  mengusahakan  akan
                      membereskan  peristiwa  di  Surabaya  pada  hari  ini.  Tetapi
                      sayang  sekali,  sia-sia  belaka,  sehingga  kesemuanya
                      diserahkan kepada kebijaksanaan kita di Surabaya sendiri.
                         Semua  usaha  kita  untuk  berunding,  senantiasa  gagal.
                      Untuk  mempertahankan  kedaulatan  negara  kita,  maka  kita
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165