Page 156 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 156
R. M. T. A. Soerjo 143
Keesokan harinya dilakukan perundingan antara pihak
Inggris/Sekutu yang diwakili Hawthorn dan Mallaby dengan
perwakilan RI yang diwakili Sukarno-Hatta. Pada intinya, hasil
perundingan itu antara lain untuk mencapai gencatan senjata antara
Sekutu dan RI; pengakuan Sekutu atas tentara dan kepolisian RI;
pembatasan ruang gerak tentara Sekutu pada kamp-kamp interniran;
dan meningkatkan komunikasi antara Sekutu dan RI. Sukarno juga
menjamin keselamatan pasukan Sekutu untuk melewati kota dalam
mengevakuasi sisa tentara dan warga sipil yang terperangkap bisa
mencapai Pelabuhan Tanjung Perak.
28
Namun, seperti sebelumnya, hasil perundingan semacam itu
berpotensi buyar di tengah jalan. Di mata para pejuang Surabaya,
hasil perundingan antara RI dan Sekutu tersebut sama sekali tidak
ada harganya. Pokok masalahnya adalah kecurigaan para pemuda
pejuang yang telanjur berkembang terhadap niat baik Sekutu, dan
terutama Belanda yang membonceng di belakangnya. Sekembali
rombongan Presiden Sukarno ke Jakarta pada siang hari, baku
tembak masih tetap berlangsung. Meski demikian, seruan Presiden
untuk menghentikan pertempuran secara umum ditaati. Di sisi lain,
gencatan senjata itu memberi kesempatan kepada pasukan Inggris
untuk menyusun kembali kekuatannya. Mereka diam-diam
mendatangkan pasukan tambahan.
Di tengah berlangsungnya gencatan senjata, Brigadir Mallaby
diberitakan tewas dalam suatu insiden di depan Gedung Internatio,
persis di tepi Kali Mas. Peristiwa itu terjadi hanya beberapa jam
29
setelah kesepakatan antara Sukarno-Hawthorn ditandatangani.
Tentu saja hal itu sangat mengejutkan kedua belah pihak.
Perundingan antara RI–Inggris praktis mengalami kemunduran. Di
Jakarta, Presiden Sukarno yang menerima laporan tewasnya Mallaby
tersebut dari Doel Arnowo menyatakan rasa penyesalannya.
Presiden mengulangi kembali pernyataannya bahwa pasukan Inggris
bukan musuh Republik. Yang menjadi musuh Republik adalah NICA
dan pasukan Belanda. “Kerja sama dengan pasukan Inggris jangan
dihentikan! Jalankan semua perintah saya!” tegas Presiden. Melalui
30