Page 153 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 153
140 Gubernur Pertama di Indonesia
Hasil kesepakatan tersebut disiarkan secara luas oleh Radio
Surabaya. Semua pihak tampak bisa menerima kesepakatan. Untuk
membuktikan niat baik Pemerintah Jawa Timur, komandan kesatuan
tentara Inggris yang mendarat di Tanjung Perak mendapat sambutan
kalungan bunga. Namun, dalam suasana revolusioner, kesepakatan
semacam itu rawan pecah. Pasalnya, begitu mendarat, Mallaby
memerintahkan pasukannya menduduki 20 titik strategis di dalam
kota—suatu tindakan yang jelas melanggar kesepakatan, khususnya
tentang radius yang boleh “diduduki” tentara Sekutu. Bahkan, ketika
pemerintah Republik di Jawa Timur tengah membangun kesepakatan
dengan Mallaby, diam-diam pasukan Inggris di Surabaya menerima
perintah baru dari Mayor Jenderal Douglas Hawthorn (Komandan
Tentara Inggris untuk Jawa, Madura, Bali dan Lombok) untuk
secepatnya menduduki Surabaya secara militer.
Mallaby yang telanjur menempuh jalan diplomasi tampak
gamang. Dalam situasi itu, tiba-tiba sebuah pesawat melayang-layang
di langit Surabaya. Pesawat milik Angkatan Udara Kerajaan Inggris
itu menyebarkan ribuan pamflet ancaman, “. . . seluruh rakyat
Surabaya harus mengembalikan seluruh senjata hasil rampasan dari
tentara Jepang. Mereka yang menyimpan senjata akan langsung
ditembak di tempat.” Penyebaran pamflet itu (terjadi 24 Oktober)
23
sungguh mengejutkan kedua pihak. Satu jam kemudian, Moestopo
dan Residen Soedirman mendatangi Mallaby, meminta keterangan
tentang apa yang seseungguhnya terjadi. Mallaby menyatakan tidak
tahu-menahu soal pamflet yang ditandatangani oleh atasannya itu.
24
“Namun sebagai perwira British, meski saya sudah menandatangani
persetujuan dengan para pemimpin Republik di Surabaya, saya harus
mematuhi instruksi panglima saya,” kata Mallaby seperti dikutip Des
Alwi.
Tindakan tentara Inggris dan Sekutu jelas menimbulkan
sentimen negatif masyarakat Surabaya, terutama arek-arek muda
yang tersulut semangat juangnya. Sejak awal, masyarakat sebenarnya
meragukan bahkan kemudian tidak percaya terhadap konsistensi
Sekutu dalam perjanjian yang mereka sepakati bersama pemerintah.

