Page 152 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 152

R. M. T. A. Soerjo      139



                      Kamis  pagi,  25  Oktober  1945,  Gubernur  Soerjo  menerima
               laporan dari para pembantu bidang ekonomi di gubernuran bahwa
               tentara Inggris/Sekutu mulai mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak.
               Dengan  perlindungan  beberapa  kapal  perang,  mereka  menurunkan
               sekitar 6.000 prajurit Brigade 49 Infanteri India di bawah pimpinan
               Brigadir Jenderal A. W. S. Mallaby.  Melalui dua perwira utusannya,
                                                21
               Mallaby  menyampaikan  undangan  lisan  kepada  Gubernur  Soerjo
               untuk melakukan pertemuan di atas kapal Inggris. Namun, Gubernur
               tidak  dapat  memenuhi  undangan  itu  karena  sedang  sibuk  dengan
               tugas  yang  lain.  Mendapat  jawaban  demikian,  utusan  Inggris
               langsung    meninggalkan  ruang  kerja  gubernur  tanpa  permisi  dan
               tidak  mengucapkan  sepatah  kata  pun.  Gubernur  tetap  bersikap
               tenang.  Kepada  pembantunya  yang  ikut  menyaksikan  kepongahan
               dua  utusan  itu,  Soerjo  menyatakan  bahwa  Pemerintah  Jawa  Timur
               tidak  harus  selalu  menuruti  kemauan  pihak  Inggris.  “Jangan
               khawatir,  kita  sudah  menang  karena  mereka  sudah  berperilaku
               buruk dan kasar,” kata Gubernur.
                                              22
                      Sebenarnya  Gubernur  Soerjo  telah  mendelegasikan  soal
               perundingan  dengan  Sekutu  itu  kepada  Jenderal  Mayor  drg.
               Moestopo, Ketua Badan Keamana Rakyat Jawa Timur,  namun tidak
               terlaksana.  Kemudian  disusul  delegasi  kedua  yang  terdiri  dari
               Komisaris Polisi Mr. Masmuin, Inspektur Polisi Mohammad Jasin, dan
               T.  B.  Kundan—nama  terakhir  itu  merupakan  pimpinan  komunitas
               etnis India di Surabaya. Pada perundingan 26 Oktober 1945,  pihak
               Inggris/Sekutu  setuju  datang  ke  kantor  gubernur,  langsung
               berunding  dengan  Gubernur  Soerjo.  Hasilnya,  dicapai  empat
               kesepakatan.  Pertama,  Sekutu  mengakui  keberadaan  Republik
               Indonesia  sebatas  distrik  Surabaya.  Kedua,  Sekutu  tidak  akan
               membawa masuk pasukan Belanda  dan tidak ada pasukan Belanda
               yang disusupkan pada pasukan Inggris yang mendarat di Surabaya.
               Ketiga,  pasukan  Sekutu  hanya  dibolehkan  berada  pada  radius  800
               meter  dari  pelabuhan.  Keempat,  untuk  memperlancar  komunikasi
               antara  Sekutu  dan  Republik  dibentuk  biro  kontak  yang
               beranggotakan perwakilan kedua belah pihak.
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157