Page 147 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 147
134 Gubernur Pertama di Indonesia
bendera Merah Putih. Seruan itu sontak diamini rakyat Bojonegoro
dengan mengibarkan bendera kebangsaan di seluruh kota kecuali di
kantor Syucokan.
Keengganan pihak Syucokan Bojonegoro merespon kabar
dari Jakarta, membuat para pemuda kesal. Mereka lantas mengontak
Komite Nasional Indonesia Pusat; meminta petunjuk apa yang harus
dilakukan untuk membentuk pemerintahan Republik di Bojonegoro.
Maka pada 31 Agustus 1945, di bawah supervisi dua utusan KNIP,
yaitu Goenadi dan Boedisoetjitro, terbentuk Komite Nasional
Indonesia Daerah Bojonegoro yang beranggotakan 37 orang.
Pembentukan KNID Bojonegoro diikuti pembentukan KNI di seluruh
kabupaten dan kewedanaan dalam wilayah Bojonegoro pada 2
September 1945. Maraknya pembentukan KNI menjadikan Syucokan
bereaksi dengan membentuk Dewan Pimpinan Pegawai Republik
Indonesia yang langsung diketuai oleh Soerjo sebagai Residen
Bojonegoro.
Atas desakan KNI tersebut, Sang Merah Putih dikibarkan di
rumah dinas Residen Bojonegoro. Namun, tidak berlangsung lama.
Entah merasa ragu atau belum yakin terhadap situasi yang sudah
berubah, pada hari yang lain di kantor-kantor pemerintahan, Sang
Merah Putih kembali diturunkan, digantikan Hinomaru, bendera
Jepang. Atau, kadang-kadang, kedua bendera itu dikibarkan
berdampingan. Aksi plin-plan kaum pamong praja itu membuat para
pemuda berang. Mereka kemudian melakukan gerakan penempelan
simbol merah putih pada rumah-rumah dan mobil-mobil. Bahkan
khusus untuk mobil-mobil yang dikendarai oleh orang-orang Jepang,
mereka menambahnya dengan kata-kata “milik Republik Indonesia.”
Giliran penguasa militer Jepang yang menjadi berang. Atas
perintah Gunseikanbu (kepala pemerintah militer Jepang), para
residen dan bupati melarang aksi-aksi yang mengarah kepada
dukungan terhadap proklamasi 17 Agustus 1945. Termasuk
menaikan bendera Merah Putih. Alih-alih mendapat sambutan baik,
seruan itu malah ditentang habis-habisan oleh hampir seluruh rakyat
di Jawa Timur termasuk rakyat Bojonegoro.