Page 148 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 148

R. M. T. A. Soerjo      135



                      Para pemuda menanggapi pelarangan itu dengan mendatangi
               KNID. Mereka mendesak KNID agar mengambil tindakan tegas. Pada
               22  September  1945,  KNID  Bojonegoro  bersama  KNI  dari  tiga
               kabupaten  mengadakan  rapat.  Dari  KNI  Kabupaten  Lamongan
               muncul  usul  agar  rapat  mengambil  keputusan  menyatakan  mosi
               tidak percaya kepada pimpinan Keresidenan dan agar semua kepala
               daerah  dipecat  karena  tidak  berpihak  kepada  proklamasi
               kemerdekaan. Secara aklamasi usul disetujui KNI Kabupaten Tuban
               dan  KNI  Kabupaten  Bojonegoro.  Namun  dalam  perkembangan
               selanjutnya, tuntutan pun diperlunak jadi mendesak Syucokan untuk
               mencabut  pidatonya  di  tiga  kabupaten  dan  segera  menyatakan
               Keresidenan Bojonegoro sebagai bagian dari Republik Indonesia.
                      Keesokan harinya, KNID Bojonegoro menyampaikan dasakan
               tersebut langsung kepada Residen Soerjo. Awalnya, Soerjo berupaya
               mencari  kompromi,  namun  karena  kerasnya desakan  para  pemuda
               yang tergabung dalam KNID, akhirnya  Residen bersedia memenuhi
               tuntutan KNID. Pagi baru saja menyeruak ketika pada 24 September
               1945  ratusan  pemuda  Bojonegoro  membanjiri  halaman  rumah
               Residen Soerjo. Tepat jam 8.00, mereka masuk ke dalam rumah dan
               menjemput  Residen  untuk  dibawa  ke  alun-alun  kota.  Di  hadapan
               ribuan  rakyat  Bojonegoro,  Residen  Soerjo  membacakan  dukungan
               resmi Keresidenan Bojonegoro terhadap Republik Indonesia sebagai
               berikut.
                      17
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153