Page 145 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 145

132      Gubernur Pertama di Indonesia



            romusha  (prajurit  pekerja)  dan  dikirim  ke  berbagai  fron  terdepan
            untuk  membangun  benteng  pertahanan,  jalan  kereta  api,  lapangan
            terbang, jembatan dan dermaga. Khusus bagi para pemuda, mereka
            direkrut  menjadi  tenaga  tempur  dalam  berbagai  kesatuan
            “sukarelawan” semacam Heiho, Sainedan, Keibodan, dan tentara Peta
            atau Pembela Tanah Air.
                    Kaum perempuan pun tak lepas dari kesewenang-wenangan
            penguasa militer Jepang. Dengan dalih akan dipekerjakan di bagian
            administrasi,  mereka  dipaksa  sebagai  pemuas  nafsu  para  serdadu
            yang baru pulang dari medan laga. Jumlah jugun ianfu (perempuan
            penghibur) ini sangat banyak, hingga mencapai puluhan ribu. Bukan
            hanya  di  wilayah  eks-jajahan  Belanda,  mereka  pun  disebar  ke
            wilayah-wilayah  luar  yang  dikuasai  oleh  militer  Jepang  seperti
            Singapura, Malaya dan Burma.
                    Sebagai   pejabat   tinggi   dalam   pemerintahan    yang
            dikendalikan militer Jepang, Soerjo menghadapi dilema dalam situasi
            yang suram itu. Bisa dipastikan, menghadapi kesewenang-wenangan
            serdadu  Jepang  terhadap  rakyatnya,  Soerjo  sendiri  nyaris  tak  bisa
            berbuat  banyak.  Hanya  satu  yang  berani  ia  lakukan  yaitu  menolak
            mentah-mentah  permintaan  penguasa  militer  Jepang  untuk
            menyerahkan kaum perempuan sebagai jugun ianfu.
                    Memasuki tahun 1945, kemuakan rakyat terhadap penguasa
            militer  Jepang  mencapai  puncaknya.  Bibit-bibit  perlawanan  mulai
            muncul  ketika  sekelompok  prajurit  Peta  pimpinan  Soeprijadi  dan
            Moeradi melakukan pemberontakan di Blitar pada 14 Februari 1945.
            Meskipun  pemberontakan  tersebut  bisa  ditindas,  namun  tak  urung
            membuat penguasa militer Jepang waspada. Mereka khawatir, situasi
            di Blitar akan diikuti oleh tempat-tempat lain.
                                                       14
                    Sementara  itu  di  palagan  Perang  Asia  Timur  Raya,  tentara
            Amerika  Serikat,  Inggris  dan  Australia  terus  mendapat  kemajuan
            signifikan.  Di  wilayah  Pasifik,  balatentara  Jepang  tak  bisa
            membendung  gempuran  tentara  Amerika  Serikat  dan  terpaksa
            membiarkan pulau demi pulau dikuasai oleh negara yang tergabung
            dengan  kekuatan Sekutu  itu.  Di  wilayah  Burma,  Singapura, Malaya,
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150